Survei: Prabowo atau Ganjar, Elektabilitasnya Tertinggi Jika Dipasangkan dengan Erick
Indikator mencoba memasangkan Ganjar-Erick Thohir dan Prabowo-Erick Thohir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Survei Indikator Politik Indonesia mendapatkan temuan, siapapun capres yang dipasangkan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, memiliki elektabilitas tertinggi dibanding pasangan lain.
Indikator Politik Indonesia merilis temuan survei nasional bertajuk "Evaluasi Kondisi Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum, dan Peta Elektoral Jelang 2024" secara virtual, Ahad (2/10/2022). Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, survei dilakukan pada 13-20 September 2022.
Pada simulai pertama, Indikator memasangkan Ganjar dengan Erick Thohir. Pasangan ini dihadapkan dengan pasangan Airlangga Hartarto-Ridwan Kamil, dan Prabowo Subianto-Puan Maharani. Hasilnya Ganjar-Erick tertinggi dengan perolehan 43,4 persen. Sementara Prabowo-Puan Maharani memperoleh 29,4 persen, Airlangga-Ridwan Kamil 11. persen, dan tidak jawab 16.3 persen.
Simulasi berikutnya Ganjar Pranowo-Erick Thohir, dihadapkan dengan pasangan Anies Baswedan-Khofifa Indar Parawansa, dan Prabowo-Muhaimin Iskandar. Hasilnya Ganjar-Erick masih berada di posisi teratas dengan 36,6 persen. Sementara Anies-Khofifah (24,8 persen), Prabowo-Muhaimin (25,7 persen), dan tidak jawab 12,9 persen.
Pada dimulai berikutnya, Indikator memasangkan Prabowo dengan Erick Thohir. Mereka dihadapkan dengan pasangan Ganjar-Puan, Airlangga-Ridwan Kamil. Hasilnya Prabowo-Erick tetap tertinggi dengan 37,3 persen. Pasangan Ganjar-Puan (34.4 persen), Airlangga-Ridwan Kamil (10,8 persen) dan tidak jawab (17,5 persen).
Dalam survei ini, Indikator juga melakukan simulai capres dengan elektabilias tertinggi. Dalam simulasi 19 daftar nama calon presiden semi terbuka, Ganjar dipilih oleh sekitar 29 persen, Prabowo (19 persen), Anies (17,4 persen), dan Ridwan Kamil (8,7 persen). Adapun nama lainnya mendapat kurang dari 5 persen, dan 8,1 persen responden belum menentukan pilihan.
Survei Indikator melibatkan 1.220 orang responden, yang berasal dari semua provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Adapun toleransi kesalahan sekitar 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen