AS Kecam Tembakan Rudal Korut ke Arah Jepang

Tembakan rudal Korut ke arah Jepang dinilai sebagai tindakan berbahaya dan ceroboh.

EPA
Peluncuran rudal korut. Amerika Serikat (AS) mengecam tembakan rudal balistik Korea Utara (Korut) ke arah Jepang sebagai tindakan "berbahaya dan ceroboh".
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mengecam tembakan rudal balistik Korea Utara (Korut) ke arah Jepang sebagai tindakan "berbahaya dan ceroboh". Washington berjanji membela Korea Selatan (Korsel) dan Jepang dengan semua kekuatan Amerika.

Baca Juga


Namun AS juga mengatakan terbuka untuk berdialog dengan Pyongyang. "Tindakan ini merusak stabilitas dan menunjukkan Republik Demokratik Korea (Korut) sengaja mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan norma keselamatan internasional," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson dalam pernyataannya, Selasa (4/10/2022).

Ia mengatakan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan telah berbicara dengan Korsel dan Jepang untuk membahas "respon internasional bersama dan tepat dan tegas." Sullivan menegaskan komitmen "kuat" AS dalam mempertahankan Jepang dan Korsel.

Ia mengatakan Washington akan terus membatasi kemampuan Korut untuk meningkatkan program senjata nuklirnya. Rudal yang ditembakan Korut pada Selasa ini merupakan yang pertama dalam lima tahun terakhir.

Tembakan tersebut memicu peringatan agar warga mencari tempat perlindungan. Operasi kereta di bagian utara Jepang juga sempat dihentikan sementara.

Asisten Menteri untuk Wilayah Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink mengatakan China harus berbuat lebih banyak untuk menghindari sanksi terhadap Korut di perairannya. Ia menambahkan China dan Rusia harus bekerja untuk menahan jaringan pengadaan Pyongyang.

"Kegagalan RRC (Republik Rakyat China) dan Rusia untuk mematuhi sepenuhnya dan dengan lengkap kewajiban mereka, kami khawatir hanya akan mendorong Korut berani mengabaikan Dewan Keamanan PBB, ketertiban internasional berdasarkan peraturan dan rezim non-proliferasi global," katanya.

Kritenbrink mengatakan membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi merupakan bidang kerja sama dengan China. Tapi ada beberapa pihak di Beijing yang ingin menggunakan isu ini untuk mempengaruhi persaingan strategis dengan Washington.

Ia mengaskan AS masih terbuka untuk menggelar dialog tanpa syarat dengan Korut. Ia mengajak Pyongyang untuk "dengan serius mematuhi dan mempertahankan diplomasi dan menahan diri dari aktivitas destabilisasi."

"Sayangnya respon yang kami lihat sejauh ini hanya meningkatnya jumlah rudal balistik yang diluncurkan dan aksi provokasi lainnya, ini bukan jalan yang produktif baik bagi Korut maupun bagi siapa pun," katanya.

Kritenbrink mengatakan Korut mungkin tinggal menunggu persetujuan politik untuk menggelar uji coba nuklir pertamanya sejak 2017 lalu. Ia mengatakan tindakan "berbahaya" itu akan menimbulkan "eskalasi yang akan sangat mengancam stabilitas dan keamanan regional dan internasional."

Kritenbrink menegaskan Washington akan "menanggapi dengan tegas" setiap ancaman dari Korut. "(Dan) mengambil semua langkah, yang melibatkan kekuatan nasional Amerika untuk mempertahankan perjanjian dengan sekutu Korsel dan Jepang," katanya.

"Saya pikir seharusnya tidak boleh ada yang meragukan hasil dari sanksi-sanksi kami dan wewenang lain dalam memberlakukan balasan atas tindakan-tindakan ini," katanya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler