Kelapa Sawit Komoditas Strategis Bagi Perekonomian Masyarakat
Kelapa sawit telah memberikan kontribusi sangat besar terhadap perekonomian.
REPUBLIKA.CO.ID, BULUKUMBA - Kelapa sawit merupakan komoditas pertanian yang sangat luar biasa, bahkan memiliki konstribusi dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Prospek dari kelapa sawit sangat bagus. Setiap satu hektare dapat menghasilkan empat sampai enam ton sawit per bulan dan setahun bisa menghasilkan Rp 60 sampai Rp 70 juta.
Demikian disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin saat menjadi keynote speaker pada Bimbingan Teknis dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 di Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. Bimbingan Teknis dan Expo Sawit Baik Indonesia 2022 tersebut diselenggarakan atas kerja sama Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir), Komisi IV DPR RI, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) selaku pendukung pendanaan.
Andi Akmal menjelaskan di wilayah Sulawesi Selatan kelapa sawit belum sebanyak seperti yang ada di Pulau Sumatra. Beberapa tempat seperti Kalimantan dan Sumatra, kebun kelapa sawit bisa dikombinasikan dengan ternak, bisa juga ditanami jagung.
Tantangan kita ke depannya adalah bagaimana petani juga harus sejahtera jangan hanya pedagangnya, jangan hanya pelaku bisnisnya. Makanya kita meminta juga agar pemerintah memberikan subsidi di bidang pangan. Sebab, petani kita ini adalah profesi yang marginal dan harus dilindungi oleh negara.
Wakil Bupati Bulukumba Andi Edy Manaf mengatakan kelapa sawit merupakan salah sagu komoditas yang memiliki peran strategis bagi pembangunan ekonomi di Indonesia. "Kita harapkan Bulukumba menjadi daerah perkebunan kelapa sawit. Walaupun kadang-kadang kita lihat, petani kita cenderung tidak fokus, tetapi hanya melihat sesaat sektor pertanian. Apa yang ditanam orang, dia ikuti, tetapi dia tidak fokus pada komoditas yang diusahakanya," katanya.
Sulthan Muhammad Yusa, Senior Promotion and Partnership Analyst BPDPKS, mengatakan kelapa sawit merupakan komoditas minyak dunia dengan produktivitas lahan yang paling baik dibandingkan minyak nabati lainnya. Dengan demikian kelapa sawit menjadi pilihan paling sustainable dalam memenuhi kebutuhan minyak nabati dunia yang semakin bertumbuh.
Setiap tahun demand dan supply minyak nabati global rata-rata tumbuh masing-masing di level 8,5 juta MT dan 8,2 juta MT. Sebagai komoditas yang paling produktif, minyak sawit berkontribusi rata-rata 42% dari total supply minyak nabati dunia.
Ketua Umum Aspekpir Setiyono menjelaskan, kehadiran kelapa sawit telah memberikan kontribusi sangat besar terhadap perekonomian. Kelapa sawit menciptakan peluang dan lapangan kerja, menciptakan pemerataan pembangunan, mengurangi angka kemiskinan di perdesaan, dan memberikan kepastian terhadap akses pengelolaan sumber daya alam terutama lahan.