Benarkah Balita tidak Membutuhkan Susu Formula? Ini Paparan Ahli
Penjualan susu formula meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan susu formula dilihat kian meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena promosi meyakinkan bahwa anak membutuhkan dukungan susu formula.
Tetapi banyak ahli mengingatkan bahwa produk tersebut tidak selalu dapat memenuhi nutrisi bagi anak-anak, terutama usia satu hingga tiga tahun. Memang, anak di atas usia satu tahun sudah diperbolehkan susu sapi.
Tetapi dalam pernyataan "konsensus" 2019, American Academy of Pediatrics dan organisasi kesehatan serta nutrisi lainnya, merekomendasikan untuk tidak menggunakan susu formula balita. Hal itu karena dinilai tidak menawarkan nilai gizi di luar apa yang dapat diperoleh dengan makanan sehat.
Lebih jauh lagi, susu formula dapat menyumbang gula tambahan ke pola makan. Susu formula balita sering mengandung pemanis dan lemak yang menambah kalori.
Orang tua sering bingung dengan pemasaran formula, menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh Jennifer Harris, seorang peneliti pemasaran dan kesehatan masyarakat di University of Connecticut. Ditemukan bahwa 60 persen ortu kerap salah persepsi jika susu formula memiliki nutrisi yang tidak bisa didapatkan balita dari makanan lain.
Dr Anthony Porto, ahli gastroenterologi anak dan profesor pediatri di Universitas Yale, mengatakan dikhawatirkan produk ini dapat memberi balita lebih banyak nutrisi dan kalori daripada yang mereka butuhkan. Berbeda dengan yang dirancang untuk bayi, susu formula balita tidak memiliki peraturan gizi.
Para ahli mengatakan standarisasi suplemen untuk diet balita tidak bisa dilakukan karena tidak ada dua anak yang sama. Alasan umum orang tua memberikan susu formula adalah untuk mengisi kesenjangan gizi ketika anak tidak cukup makan.
"Bayi sering menjadi pemakan yang rakus," kata Dr Stephen Daniels, ketua pediatri di Children's Hospital Colorado.
Tetapi pada usia sekitar satu tahun, pertumbuhan anak-anak stabil dan mereka tiba-tiba tidak kerap lapar seperti sewaktu bayi. Hal ini cenderung mengkhawatirkan orang tua, tetapi itu adalah fenomena yang benar-benar normal.
Jika orang tua memiliki kekhawatiran tentang pola makan anak-anak mereka, maka solusinya harus berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter keluarga. Pilih-pilih makanan memang umum terjadi pada balita.
Menyiapkan susu formula bayi
Banyak perusahaan mengklaim berbagau keunggulan susu formula balita. Bahkan minukan balita ini tidak jarang diberikan kepada bayi.
Menurut email dari juru bicara FDA Lindsay Haake, minuman balita tidak memenuhi definisi susu formula, jadi tidak tunduk pada persyaratan yang sama. Itu berarti tidak harus menjalani uji klinis dan pengujian keamanan patogen seperti yang dilakukan oleh versi bayi. "Tidak seperti susu formula bayi, minuman balita tidak diperlukan memenuhi kebutuhan nutrisi konsumen yang dituju," kata Haake, dikutip dari CBS News, Selasa (4/10/2022).
Dalam sebuah pernyataan kepada KHN, Infant Nutrition Council of America, minuman balita memiliki kegunaan dan komposisi nutrisi yang khas dari susu formula bayi; keduanya tidak dapat dipertukarkan. Pelabelan minuman nutrisi balita secara eksplisit mengidentifikasi produk tersebut sebagai minuman balita yang ditujukan untuk bayi, anak-anak 12 bulan dan lebih tua di bagian depan label paket.
Harris menyatakan hanya karena susu formula balita memiliki kandungan nutrisi yang disyaratkan oleh FDA untuk susu formula bayi, bukan berarti formula tersebut telah memenuhi tes lain yang dipersyaratkan oleh formula bayi. Dokter anak dan ahli gizi terus memperingatkan orang tua tentang penggunaan minuman balita.
Tidak diragukan lagi bahwa susu formula sangat penting pada tahun pertama kehidupan. Tapi versi balita tidak direkomendasikan karena tidak begitu berguna, membingungkan, bahkan bisa mahal juga.