Kosmonot Rusia Kembali Terbang dari AS Setelah 20 Tahun
Untuk pertama kali dalam 20 tahun, seorang kosmonot Rusia meroket dari AS
REPUBLIKA.CO.ID, CAPE CANAVERAL -- Untuk pertama kali dalam 20 tahun, seorang kosmonot Rusia meroket dari Amerika Serikat (AS) pada Rabu (5/10/2022). Dia meluncur ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bersama astronot NASA dan Jepang.
"Kami sangat senang melakukannya bersama-sama. Spasibo," kata satu-satunya kosmonot perempuan asal Rusia Anna Kikina yang mengucapkan terima kasih dalam bahasa Inggris dan Rusia.
Kakina merupakan perempuan Rusia kelima yang meluncur ke ISS. Dia mengatakan terkejut dipilih untuk pertukaran kursi berangkat dari AS setelah menghadapi banyak ujian dan rintangan selama dekade pelatihannya.
“Namun saya melakukannya. Saya beruntung mungkin. Saya kuat," katanya.
Kikina termasuk di antara tiga pendatang baru dalam penerbangan itu, bersama Kolonel Laut Nicole Mann yang merupakan perempuan pribumi Amerika pertama yang mengorbit dunia dan Kapten Angkatan Laut Josh Cassada. Mereka bergabung dengan Koichi Wakata dari Badan Antariksa Jepang yang melakukan penerbangan luar angkasa kelimanya.
"Luar biasa! Itu adalah perjalanan yang sangat mulus. Anda punya tiga pemula yang cukup senang melayang di luar angkasa sekarang," ujar Mann.
Mereka dijadwalkan tiba di stasiun luar angkasa pada Kamis (6/10/2022), 29 jam setelah berangkat dari fasilitas NASA Kennedy Space Center. Mereka tidak akan kembali ke Bumi hingga Maret karena mengganti kru AS-Italia yang tiba pada April.
Sebelum momen bersejarah itu, penerbangan SpaceX mereka sempat tertunda oleh Badai Ian pada pekan lalu. Namun, akhirnya cuaca sangat ideal saat roket Falcon meluncur ke langit siang yang cerah.
"Saya berharap dengan peluncuran ini kami akan sedikit mencerahkan langit di atas Florida untuk semua orang," kata Wakata sebelum penerbangan.
Kikina adalah pertukaran Badan Antariksa Rusia untuk NASA Frank Rubio yang diluncurkan ke stasiun luar angkasa dua minggu lalu dari Kazakhstan dengan roket Soyuz. Dia terbang dengan dua kosmonot.
Badan antariksa sepakat selama musim panas untuk menukar kursi pada penerbangan mereka. Kesepakatan ini untuk memastikan kehadiran AS dan Rusia yang berkelanjutan di pos terdepan setinggi 420 kilometer.
Barter anggota dalam penerbangan ini terjadi bahkan ketika permusuhan global meningkat atas invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari. Mengenai perang di Ukraina, Mann mengatakan keempatnya telah mengesampingkan politik dan kepercayaan pribadi. Dia menyatakan sangat keren misi bersama dari stasiun luar angkasa secara instan menyatukan mereka.
“Kami memiliki kesempatan untuk menjadi contoh bagi masyarakat tentang bagaimana bekerja sama dan hidup bersama dan menjelajah bersama," ujar Cassada.
Pertukaran kru berikutnya antara AS dan Rusia akan dilakukan di musim semi. Administrator NASA Bill Nelson mengatakan, alasan utama untuk pertukaran kursi adalah keselamatan. Jika keadaan darurat memaksa satu awak kapsul pulang, masih akan ada orang AS dan Rusia di dalamnya.
Sementara itu, pejabat antariksa Rusia Sergei Krikalev meyakinkan, Rusia tetap berkomitmen pada stasiun luar angkasa hingga setidaknya 2024. Rusia ingin membangun stasiunnya sendiri di orbit akhir dekade ini, tetapi akan memakan waktu dan sampai siap, sehingga menurut Krikalev masuk akal untuk terus bekerja dengan NASA.
Mantan kosmonot yang pertama kali meluncurkan roket AS ini mencatat, kedua negara berada pada fase baru kerja sama luar angkasa yang dimulai dengan hubungan orbital Apollo-Soyuz pada 1975. Komandan NASA untuk misi itu Thomas Stafford juga menghadiri peluncuran pada Rabu.
"Saya harap kita akan bekerja sama seperti yang dimulai pada tahun 1975,” kata Krikalev sambil mengakui bahwa dia berusaha memadamkan gesekan antara kedua badan antariksa itu.
NASA mulai menerbangkan kosmonot dengan pesawat ulang-aliknya pada 1994, pertama ke stasiun luar angkasa Mir Rusia dan kemudian ke stasiun luar angkasa yang masih baru. Bencana Bencana Space Shuttle Columbia pada 2003 mengakhirinya meski astronot AS terus menumpang roket Rusia dengan puluhan juta dolar per kursi.
SpaceX milik Elon Musk kini telah meluncurkan delapan kru sejak 2020, enam untuk NASA dan dua grup pribadi. Boeing yang menjadi layanan kontrak NASA lainnya berencana untuk melakukan penerbangan astronot pertamanya awal tahun depan, setelah penundaan untuk memperbaiki perangkat lunak dan masalah lain yang muncul pada penerbangan uji.