UAD Kembangkan Potensi Wisata Desa Jatimulyo
UAD berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam mengembangkan potensi wisata.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Civitas akademik Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dari berbagai program studi (prodi) untuk mengembangkan potensi wisata di Desa Jatimulyo, Dlingo, Kabupaten Bantul, DIY. Pengembangan dilakukan mengingat daerah tersebut memiliki potensi dalam bidang seni dan budaya.
Tim yang terdiri dari dosen hingga mahasiswa dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Prodi Bisnis Jasa Makanan, dan Prodi Ilmu Komunikasi terlibat dalam pengambangan tersebut. Bahkan, UAD berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Desa Jatimulyo.
Pengembangan ini dilakukan dengan mengadakan berbagai pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di Desa Jatimulyo. Sebagai bagian dari pengabdian masyarakat, pengembangan potensi wisata Desa Jatimulyo didanai oleh LPPM UAD dalam program PPM Multiyears.
Ketua tim pengabdian, Heni Siswantari mengatakan, pengembangan wisata bertujuan menjadikan Jatimulyo sebagai desa seni budaya dengan kuliner yang menjunjung kearifan lokal. Pendampingan ini, katanya, direncanakan selama tiga tahun dengan mengembangkan potensi di bidang seni tari, seni musik, termasuk kuliner.
"Melalui pengembangan desa wisata diharapkan terjadi pemerataan yang sesuai dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkesinambungan," kata Heni dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (9/10).
Heni menjelaskan, karya musik yang sudah dihasilkan di tahun sebelumnya akan dilanjutkan dengan pembuatan karya tari khas desa, beserta kelengkapan dan propertinya. Format karya tersebut, lanjutnya, akan dilakukan digitalisasi untuk meluaskan akses dan merapikan dokumentasi.
"Permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan kemampuan, sehingga perlu dilatih dalam menguasai karya khas tersebut serta digitalisasi," ujar Heni.
Terkait dengan kuliner, dilakukan pelatihan pengembangan produk makanan berbahan lokal yakni berbahan dasar pepaya. Selain itu, juga dilakukan pelatihan komunikasi pemasaran digital di Desa Jatimulyo.
Anggota tim pengabdian, Mufid Salim mengatakan, program pengabdian masyarakat dalam rangka pengambangan wisata Desa Jatimulyo ini dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama yakni penyuluhan, dimana tim memberi pemahaman dan tindak lanjut luaran tahun pertama yaitu olahan pangan berbahan dasar pepaya, musik kentongan khas Jatimulyo, serta konsep digital marketing.
"Pemerintah Desa Jatimulyo telah memiliki BUMDes, tetapi bidang usaha yang dikerjakan masih sederhana berupa toko kecil dan kegiatan kuliner sederhana, serta kaderisasi pengelolaan kelembagaan yang masih lemah,” kata Mufid.
Tahap kedua yakni pelatihan demonstrasi, dimana tim membantu mengembangkan karya dan produk di Desa Jatimulyo. Khususnya dalam pembuatan karya Tari Bedayan Jatimulyo, pengemasan dan informasi gizi produk kuliner, serta pemasaran digital.
"Kegiatan ditutup dengan tahap pendampingan (tahap ketiga), dimana tim memberikan pengalaman konkrit tentang cara menjual produk secara digital dan pelatihan Tari Bedayan sebagai identitas masyarakat Jatimulyo," ujar Mufid.
Melalui program pengabdian yang diberikan, diharapkan dapat memberikan dampak positif pada peningkatan keterampilan seni dan pengolahan makanan bagi UMKM. Selain itu, diharapkan masyarakat mendapatkan tambahan pendapatan melalui penampilan seni dalam berbagai acara, baik rutin maupun insidentil, dan penjualan produk UMKM.
"Kami sangat terbantu dengan adanya program ini. Kami sudah bisa membuat beberapa produk olahan dalam kemasan,” kata pengelola UMKM Desa Prima, Jatimulyo, Sudami.
Pengelola Pokdarwis Jatimulyo, Heru Sarjono mengatakan, setelah pengabdian selesai dilakukan, pihaknya akan mulai menyiapkan diri untuk memasarkan produk lebih luas melalui marketplace.
"Harapannya kita bisa terus bersinergi dan berkolaborasi untuk mengenalkan potensi wisata Desa Jatimulyo," kata Heru.