Kantongi Kesaksian Aremania, TGIPF: Mata Korban Memerah Hingga Sesak Dada

Rawat kontrol para korban harus juga menjadi perhatian semua pihak.

EPA-EFE/MAST IRHAM
Warga turut berbela sungkawa kepada korban kerusuhan dan penyerbuan pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, 03 Oktober 2022. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, pemerintah membentuk tim investigasi independen menyusul peristiwa tersebut. kerusuhan dan injak-injak sepak bola yang menewaskan 125 orang. Polisi menembakkan gas air mata untuk menghentikan penggemar sepak bola memasuki lapangan menyebabkan kepanikan dan injak-injak, menyusul pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Jawa Timur pada 01 Oktober.
Rep: Flori Sidebang Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah mendapatkan berbagai informasi penting dari para suporter. Salah satunya yang tergabung dalam Tim Gabungan Aremania.

Tim Gabungan Aremania yang bermarkas di kantor KNPI, Kota Malang, Jawa Timur itu menyampaikan harapan dan tuntutan mereka kepada TGIPF pada Sabtu (8/10/2022). Dua anggota TGIPF, yaitu Anton Sanjoyo dan Akmal Marhali menerima langsung kedatangan Tim Gabungan Aremania.

"Kepada TGIPF teman-teman Aremania ramai-ramai menyampaikan kesaksian mereka secara bergantian dari berbagai tribun, juga tuntutan kepada penyelenggara kompetisi," kata Akmal Marhali dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (10/10/2022).

Usai menghimpun berbagai kesaksian dari Tim Gabungan Aremania, Akmal Marhali didampingi salah satu anggota Aremania menemui beberapa korban dan saksi mata tragedi Kanjuruhan yang masih hidup. Akmal mendengarkan kesaksian dan luka pada korban, mulai dari mata korban yang memerah, hingga masih ada yang merasakan sesak dada.

"Saat bertemu dengan para saksi dan korban, berbagai alat bukti penting kami dapatkan, ini nantinya akan memperkuat dan mempertajam analisis kami sehingga peristiwa Kanjuruhan ini dapat kami ungkap secara menyeluruh dan independen," ujar Akmal.

Akmal menilai, rawat kontrol para korban harus juga menjadi perhatian semua pihak. Termasuk efek trauma dan psikologis para korban, baik yang mengalami luka berat, sedang maupun yang luka ringan.

Selain bertemu dengan korban dan sakti mata, selama beberapa hari di Jawa Timur, TGIPF juga sudah bertemu dengan semua unsur pengamanan terkait. Baik dari unsur kepolisian, Brimob, panitia pelaksana di lapangan, unsur dari steward atau petugas keamanan sipil, dari security officer dan juga unsur-unsur TNI.

Di samping itu, tim juga sempat melihat lokasi terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan. Khususnya beberapa pintu yang paling banyak menelan korban. Berbagai rekaman CCTV, selongsong gas air mata yang ditemukan di lapangan juga sudah diterima oleh TGIPF yang akan jadikan sebagai barang bukti, dan kemudian diolah oleh tim.

Baca Juga


 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler