KTB Diminta Aktif Pantau Kawasan Rawan Bencana
145 KTB dapat terbentuk di Kota Yogyakarta hingga akhir tahun 2022.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang sudah dibentuk di masing-masing kampung di Kota Yogyakarta diminta untuk aktif melakukan pemantauan selama musim pancaroba, yang juga disertai potensi cuaca ekstrem. Terutama pengawasan di kawasan rawan bencana.
Pasalnya, saat ini sering terjadi hujan dengan curah sedang hingga tinggi dan disertai dengan angin kencang dan petir. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat mengatakan, potensi bencana yang sering terjadi saat musim pancaroba maupun cuaca ekstrem di Kota Yogyakarta mulai dari pohon tumbang dan tanah longsor.
"Keberadaan Kampung Tangguh Bencana (KTB) juga diharapkan memantau kondisi lingkungan masing-masing yang rawan bencana," kata Nur di Kota Yogyakarta, Selasa (11/10).
Nur menyebut, pihaknya juga rutin melakukan piket pemantauan cuaca dan kondisi di lapangan. Pihaknya akan langsung memberikan informasi dan peringatan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi bencana yang bisa terjadi.
"Terkait dengan cuaca ekstrem, imbauan-imbauan selalu kita sampaikan. Potensi bencana, terutama pohon-pohon tumbang," ujar Nur.
Dalam rangka mengantisipasi potensi pohon tumbang, pihaknya juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta. Pohon-pohon rimbun, terutama yang berukuran besar dan lokasinya berada di jalan-jalan protokol, diminta untuk dipangkas sebagian.
Selain itu, masyarakat di kampung-kampung melalui KTB juga sudah diminta untuk mengurangi dahan-dahan pohon di kawasan permukiman.
"Dari DLH juga sudah kami imbau untuk melaksanakan pemotongan pohon di jalan-jalan protokol. Di kampung-kampung juga masyarakat (melalui) KTB-nya juga bergerak memotong pohon," jelasnya.
Sementara itu, dalam membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana, BPBD Kota Yogyakarta juga sudah menambah 15 KTB di 2022 ini. Dengan begitu, saat ini sudah ada 143 KTB di Kota Yogyakarta.
Pihak menargetkan, 145 KTB dapat terbentuk di Kota Yogyakarta hingga akhir tahun 2022. Artinya, akan ditambah dua KTB, dan saat ini dalam proses yakni di Kampung Suryoputran dan Mangunegaran.
"Kita mengejar terus sampai nanti terbentuk KTB di setiap kampung di Kota Yogyakarta," tambah Nur.
Nur menilai, keterlibatan KTB sangat efektif dan signifikan dalam penanggulangan dan pencegahan bencana. Paradigma penanganan bencana, kata Nur, yakni membangun ketahanan lingkungan dalam pengurangan risiko bencana, terutama meminimalisir korban bencana.
"Jadi pembentukan KTB bagian dari membangun ketahanan lingkungan dalam rangka penanggulangan dan pencegahan bencana. Ketika masyarakat responsif punya ketahanan terhadap kebencanaan, maka korban bisa diminimalisir sekecilnya," ungkap Nur.
Selain itu, pihaknya juga melakukan review KTB yang masa bakti kepengurusannya sudah selesai. Sudah ada 115 KTB yang direview dan kepengurusannya diaktifkan kembali.
"Setiap KTB yang terbentuk difasilitasi sarana kendaraan roda tiga, handy talky, senso, pompa air dan tali temali untuk vertical rescue," katanya.