Pemkot Surabaya Waspada Penyakit Gagal Ginjal Misterius
Jika terjadi kasus, maka pengobatannya dilakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya tengah fokus mengantisipasi penyakit gagal ginjal misterius yang telah menjangkit 131 anak di Indonesia. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan akan segera berkoordinasi dengan seluruh fasilitas layanan kesehatan di Kota Pahlawan untuk melakukan antisipasi pencegahan penyakit tersebut.
Eri menyatakan, pihaknya belum mendapatkan informasi anak-anak yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius Kota Pahlawan. Namun, apabila ditemukan adanya kasus tersebut, maka akan segera dilakukan penanganan perawatan di RSUD Dr. Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.
“Di Surabaya belum ada. Semoga di Surabaya tidak ada, karena kita sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya kita lakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH, kita khususkan kalau ada yang sakit langsung kita masukkan (rawat)” kata Eri, Ahad (16/10/2022).
Eri menegaskan, jika terdapat penemuan kasus tersebut maka jaminan biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya telah ditanggung oleh Pemkot Surabaya melalui program Universal Health Coverage (UHC). Yakni, program kerja sama antara Pemkot Surabaya dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina mengaku terus meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui sosialisasi kepada masyarakat terkait kewaspadaan terhadap penyakit gagal ginjal misterius. Sosialisasi dilakukan melalui Puskesmas di seluruh Kota Surabaya.
“Memantau perkembangan kasus penyakit gagal ginjal misterius melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan. Serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut melalui pengamatan dan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Nanik.
Dinkes Surabaya juga diakuinya terus meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Nanik melanjutkan, untuk penanganan yang diberikan, dilakukan sesuai dengan hasil koordinasi dengan dokter spesialis yang pernah menangani kasus tersebut.
"Pasien akan ditangani sesuai dengan tanda dan gejala dari pemeriksaan fisik, anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Bila diperlukan, pasien akan dilakukan tindakan cuci darah yang sudah tersedia di Kota Surabaya,” ujarnya.
Nanik pun mengimbau orang tua untuk tetap tenang dan waspada terhadap penyakit tersebut. Yakni, dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi yang tinggi kalori dan protein. Jika ada keluarga yang sakit, diharapkan untuk segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter.
“Selalu mengecek tanggal kadaluarsa obat atau makanan sebelum dikonsumsi dan segera melaporkan jika ada keluarga yang mengalami gejala suspek gagal ginjal misterius. Terutama untuk usia di bawah 18 tahun dengan demam 7-14 hari atau jika ada gangguan pada proses urinaria dan pembengkakan pada bagian-bagian tubuh tertentu,” kata Nanik.