Drake dan The Weeknd Boikot Grammy untuk Kedua Kalinya
Drake dan The Weeknd menilai cara kerja Recording Academy tidak transparan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Drake dan The Weeknd telah memilih untuk tidak menghadiri Grammy Awards 2023. Dilansir Pagesix, Senin (17/10/2022), ini menandai tahun kedua berturut-turut kedua musisi asal Kanada itu menolak untuk berpartisipasi.
Pada kesempatan terpisah, Drake dan The Weeknd mengaku merasa frustrasi dengan cara kerja Recording Academy, organisasi di balik penghargaan yang dipandang oleh banyak orang sebagai penghargaan tertinggi di industri musik. Pada 2021 lalu, The Weeknd mengumumkan keputusannya untuk memboikot Grammy setelah album hit After Hours (2020) dengan single pemecah rekor "Blinding Lights" malah tak masuk nominasi.
Dalam pernyataan Maret 2021 kepada New York Times, The Weeknd menyatakan bahwa ia tidak akan lagi mengizinkan labelnya untuk mengirimkan musik ke Grammy karena komite bekerja dengan tidak transparan. Ungkapan itu tampaknya membidik Recording Academy karena dianggap adanya proses voting misterius dalam menentukan nominasi dan pemenang.
The Weeknd yang bernama asli Abel Makkonen Tesfaye juga telah melampiaskan kekecewaannya ke Billboard dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Januari 2021.
"Saya pribadi tidak peduli lagi. Saya memiliki tiga Grammy, yang sudah tidak berarti apa-apa bagi saya sekarang, tentunya. Lagi pula, aku payah dalam memberikan pidato. Lupakan saja acara penghargaan," kata dia kepada majalah musik itu.
"Itu memukul saya entah dari mana. Saya benar-benar merasa ... saya merasakan sesuatu. Saya tidak tahu apakah itu kesedihan atau kemarahan. Saya pikir itu kebingungan. Aku hanya ingin jawaban. Seperti, 'Apa yang terjadi?'," katanya.
Sementara itu, Drake mendapatkan Grammy pada gelaran tahun 2017, di mana mantan aktor Degrassi itu tidak menyangka bagaimana hit pop/R&B-nya yang menarik "Hotline Bling" hanya mendapat penghargaan untuk Best Rap/Sung Performance dan Best Rap Song.
Meskipun memenangkan kedua kategori tersebut, Drake mengungkapkan ambivalensi tentang bagaimana Grammy tampaknya telah membuat single tersebut masuk dalam kategori yang tidak pas. Penyanyi berusia 35 tahun itu merasa seperti kategori tersebut dipaksakan.
"Walaupun “Hotline Bling” bukan lagu rap… satu-satunya kategori yang bisa mereka masukkan ke dalam lagu saya adalah kategori rap," kata penyanyi "God’s Plan" itu menjelaskan di acara radio OVO Sound sehari setelah gelaran Grammy 2017.
Drake merasa mungkin itu dimasukkan dalam kategori rap karena dirinya pernah nge-rap di lagu sebelumnya atau karena dirinya berkulit hitam. Dia suka dunia rap dan komunitas rap, tetapi ia menulis lagu pop karena suatu alasan.
"Saya ingin menjadi seperti Michael Jackson. Saya ingin menjadi seperti artis yang saya kagumi. Itu adalah lagu-lagu pop, tapi saya tidak pernah mendapatkan pujian untuk itu… Saya memenangkan dua penghargaan tadi malam, tetapi saya bahkan tidak menginginkannya, karena itu terasa aneh untuk beberapa alasan," katanya.
Kritik Drake terhadap penghargaan industri musik unggulan dari Recording Academy itu tampaknya bergema dengan banyak sesama penyanyi superstar global. Pada Grammy Awards 2019, orang-orang seperti Childish Gambino dan Kendrick Lamar termasuk di antara mereka yang menolak untuk hadir meskipun mendapat banyak nominasi.