Jokowi: Sudah 29 Bulan Neraca Perdagangan Surplus

Jokowi mengajak semua pihak agar optimistis melihat masa depan dan tetep waspada.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Suasana gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (12/10/2022). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 29 bulan terakhir ini.
Rep: Dessy Suciati Saputri Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 29 bulan terakhir ini. Dari data Menteri Perdagangan, surplus neraca perdagangan dari Januari hingga September tercatat telah mencapai 39,8 miliar dolar AS.

Baca Juga


“Yang ini atas dukungan bapak ibu sekalian sudah 29 bulan kita terus surplus neraca dagang kita,” kata Jokowi saat meresmikan pembukaan Trade Expo Indonesia ke-37 di Kabupaten Tangerang, Rabu (19/10/2022).

Di tengah-tengah situasi krisis global saat ini, Jokowi menyebut kondisi Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan dengan banyak negara lainnya. Pada kuartal kedua, lanjutnya, perekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,44 persen. Indonesia pun disebutnya termasuk dalam negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang paling tinggi di antara negara G20 dan lainnya.

Begitu juga dengan angka inflasi. Pada Agustus lalu, angka infasi tercatat sebesar 4,6 persen. Sedangkan pada kuartal kedua sebesar 4,9 persen dan setelah kenaikan harga BBM, inflasi kembali meningkat menjadi 5,9 persen. Namun demikian, Jokowi menyebut angka inflasi tersebut masih bisa dikendalikan oleh pemerintah.

“Kemudian tolong nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain, pertumbuhan growth kita dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Dengan kondisi yang masih baik ini, Jokowi mengajak semua pihak agar tetap optimistis melihat masa depan. Meskipun banyak lembaga internasional menyampaikan bahwa tahun ini sulit dan kondisi pada tahun depan akan gelap, namun ia optimistis Indonesia masih bisa lebih baik.

“Tetapi memang harus waspada harus hati-hati. Karena badainya itu sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi. Akan menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa,” tambah Jokowi.

Menurut Jokowi, Managing Director IMF Kristalina Georgieva pun menyampaikan bahwa Indonesia menjadi titik terang di tengah kesuraman ekonomi dunia. Dengan kondisi ini, ia pun berharap, kepercayaan global terhadap Indonesia akan semakin baik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler