Sekolah Rusak di Cikatomas Tasikmalaya Masih Diperbaiki
Perbaikan masih dilakukan oleh aparat TNI dengan dibantu masyarakat sekitar.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sinagar rusak di Kampung Bungursari, Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, masih dalam proses perbaikan oleh aparat TNI. Perbaikan itu diperkirakan akan selesai dalam waktu sepekan ke depan.
Camat Cikatomas, Agus Sutisna, mengatakan, saat ini, proses perbaikan masih dilakukan oleh aparat TNI dengan dibantu masyarakat sekitar. Menurut dia, total ruang kelas yang diperbaiki berjumlah enam lokal. Perbaikan yang dilakukan antara lain memasang atap di ruang kelas yang rusak tersebut.
"Saat ini perbaikan yang dilakukan untuk enam kelas. Jadi, semuanya diperbaiki," kata dia saat dikonfirmasi Republika, Jumat (21/10/2022).
Selama proses perbaikan dilakukan, para siswa sementara melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas darurat. Beberapa kelas darurat yang digunakan antara lain gubuk bambu yang dilapisi terpal dan beratapkan genting. Gubuk bambu itu merupakan hasil kerja swadaya pihak sekolah bersama masyarakat setempat.
Agus mengaku, baru saja meninjau kembali kondisi SDN Sinagar bersama aparat TNI. Dalam peninjauan itu, TNI berjanji akan membuat sumur bor untuk kebutuhan MCK di sekolah itu.
"Tadi barusan ditinjau oleh TNI dari Kostrad. Katanya mau dibuatkan sumur bor untuk MCK," kata dia.
Agus memperkirakan, proses perbaikan sekolah itu akan rampung pada pekan depan. Sebab, perbaikan sekolah juga dibantu oleh masyarakat sekitar.
"Mudah-mudahan minggu besok selesai semua. Jadi siswa bisa kembali belajar di kelas," kata dia.
Sebelumnya, Republika sempat mendatangi SDN Sinagar pada Selasa (11/10/2022). Ketika itu, puluhan siswa di sekolah itu harus rela belajar di dalam gubuk sejak Senin (10/10/2022). Kondisi ruang kelas yang biasa mereka gunakan di SDN Sinagar untuk KBM tak lagi layak digunakan.
Gubuk yang terbuat dari bambu dengan dilapisi terpal dan beratapkan genting itu merupakan ruang kelas darurat yang dibangun oleh guru dan warga sekitar. Terdapat dua unit gubuk yang dibangun di lingkungan sekolah itu. Satu gubuk berukuran sekitar 4x6 meter dan satunya berukuran 5x12 meter. Di ruangan darurat itu, terdapat puluhan siswa kelas 1, kelas 2, dan kelas 5, yang melakukan KBM.
Guru SDN Sinagar, Rani, mengatakan, sementara sebagian siswa masih melakukan KBM di kelas darurat. Sementara siswa satu kelas lainnya belajar di ruang kelas yang sudah selesai diperbaiki, satu kelas di ruang panggung sekolah, dan satu kelas di musala.
"Sekarang satu kelas di ruang kelas, karena ada yang sudah selesai perbaikan. Sementara di sana pakai tikar. Satu kelas lain di panggung, satu di musalah, dan tiga di kelas darurat," kata dia kepada Republika, Jumat.
Menurut dia, saat ini, aparat TNI masih terus melakukan perbaikan di sekolahnya. Perbaikan yang dilakukan adalah pemasangan atap menggunakan baja ringan.
Dia menyebutkan, total terdapat delapan lokal yang diperbaiki, yaitu enam ruang kelas, satu ruang guru, dan satu perpustakaan. Selain itu, TNI juga membantu membuat sumur bor untuk toilet sekolah.
"Target dari TNI satu bulan sejak pengerjaan. Kira-kira dua minggu lagi lah selesai," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, kerusakan ruang kelas di SDN Sinagar itu terjadi sejak 2019. Mulanya, atap sejumlah ruang kelas di SDN Sinagar mengalami bocor. Ketika itu, atap dua ruang kelas ambruk. Lantaran setelah itu terjadi pandemi Covid-19, sekolah tak digunakan untuk proses KBM, sehingga kerusakan meluas.
Setelah pandemi Covid-19 mereda, siswa kembali harus melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, kondisi ruang kelas yang ada tak memungkinkan untuk digunakan.
Terdapat enam ruang kelas yang ada di SDN Sinagar. Namun, empat unit di antaranya rusak berat dan satu rusak sedang. Hanya satu ruangan yang bisa digunakan untuk proses KBM.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, pihak sekolah akhirnya menurunkan genting di ruang kelas yang mengalami kerusakan. Sementara siswa belajar di ruangan lain yang tersedia. Sisanya, harus belajar di ruang kelas tak beratap.
Akhirnya, pihak sekolah bersama masyarakat setempat membuat kelas darurat untuk siswa melaksanakan KBM. Kondisi itu kemudian diketahui oleh aparat TNI, sehingga TNI membantu proses perbaikan sekolah tersebut.