Pelindo Siapkan Akses Khusus ke Pelabuhan Kalibaru dari Timur

Pembangunan jalan akses dari timur seiring selesainya pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3

ANTARA/M Risyal Hidayat
Pekerja melakukan bongkar muat kontainer yang berisikan daging beku impor asal India yang tiba di New Priok Container Terminal One (NCPT1), Jakarta. PT Pelindo (Persero) sedang menyiapkan akses khusus New Priok Eastern Access (NPEA) menuju kawasan terminal Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di kawasan ini, Pelindo sudah mengoperasikan New Priok Container Terminal (NPCT) 1 sejak Agustus 2016.
Rep: Novita Intan Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelindo (Persero) sedang menyiapkan akses khusus New Priok Eastern Access (NPEA) menuju kawasan terminal Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Di kawasan ini, Pelindo sudah mengoperasikan New Priok Container Terminal (NPCT) 1 sejak Agustus 2016. 


Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan saat ini kapasitas NPCT 1 sekitar 1,5 juta TEUs. Jika pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3 selesai, kapasitas tiga terminal di Kalibaru ini sebanyak 4,5 juta TEUs. 

“NPEA perlu dibangun seiring dengan pengembangan NPCT 2 dan NPCT 3 yang akan selesai pada 2024,” ujarnya dalam keterangan tulis, Ahad (23/10/2022).

Menurutnya akses menuju pelabuhan yang selama ini hanya ditopang jalan arteri tidak akan memadai dan berpotensi terjadi antrian di pelabuhan dan penumpukan truk di jalan arteri dan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E Cikunir Ramp-Cilincing. Menurut Arif, untuk mengatasi potensi masalah kongesti tersebut, Pelindo menginisiasi pembangunan jalan akses timur. 

“Panjang jalan akses khusus ini sebesar 6,6 kilometer, separuh berada di darat, setengah lagi di laut,” ucapnya.

Adapun titik awal jalan non tol berbayar ini berada kilometer 30 dari arah Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC), dan berujung di kawasan Kalibaru. Jalan ini akan terdiri dari dua arah, masing-masing tiga lajur.

Setelah beroperasi, jalan khusus akses timur bisa dicapai dari arah JTCC dan juga dari arah JORR Seksi E. Jarak dari persimpangan (interchange) Cilincing menuju pintu jalan khusus akses timur ini hanya sekitar empat kilometer. 

“Nanti akan ada access fee bisa masuk ke NPEA. Meskipun berbayar, NPEA bukan jalan tol. Jalan ini khusus untuk truk kontainer yang akan masuk ke kawasan NPCT,” ucapnya.

Menurutnya saat ini perseroan masih berbicara dengan TNI Angkatan Laut dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN) karena sebagian NPEA akan melintasi lahan kedua lembaga tersebut. 

“Target kita, pembangunan NPEA selesai pada pertengahan 2024, berbarengan dengan selesainya pembangunan NPCT 2 dan NPCT 3,” ucapnya.

Arif menyebut jalan khusus ini nantinya bisa diakses baik dari JORR Seksi E maupun dari JTCC. Jalan akses timur ini akan melengkapi proyek Pelindo yang lain, yakni Jalan Tol Cibitung- Cilincing. Pembangunan jalan tol ini dimaksudkan untuk memperlancar dan mempercepat arus barang dari timur Jakarta. Kawasan ini merupakan sentral kawasan industri utama di Indonesia yang meliputi Bekasi dan Karawang. 

“Sekitar 60 persen barang menuju Tanjung Priok berasal hinterland di Timur Jakarta ini,” ucapnya.

Per Oktober, jalan tol tersebut sudah beroperasi sebagian, yakni Seksi 1, 2, dan 3 yang menghubungkan Cibitung-Tarumajaya sejauh 27,5 km. Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Cibitung Cilincing pada 20 September lalu. Jalan tol Cibitung-Cilincing Seksi 1 sudah lebih dulu beroperasi sejak 31 Juli 2021. 

 

Pelindo menargetkan pembangunan JTCC tuntas pada November 2022. Anak perusahaan PT Pelindo Solusi Logistik, PT Akses Pelabuhan Indonesia sebagai pemegang saham PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP Tollways) yang merupakan operator sekaligus pemilik konsesi jalan tol ini tengah menyelesaikan pembangunan Seksi 4 JTCC (Tarumajaya-Cilincing) sepanjang 7,29 km. 

“Konstruksi yang sedang kita kebut ini tinggal sekitar 600 meter,” kata Arif.

Panjang keseluruhan jalan tol yang menghubungkan kawasan hinterland di Timur Jakarta dengan Pelabuhan Tanjung Priok ini sebesar 34,77 km. Adanya jalan tol ini, akses barang dari kawasan Industri sekitar Bekasi dan Karawang menuju Pelabuhan Tanjung Priok akan semakin mudah dan lancar. Selain itu, dengan beralihnya truk kontainer ke JTCC, tekanan pada jalan tol Jakarta-Cikampek otomatis akan berkurang.

Sementara itu Direktur Utama PT Akses Pelabuhan Indonesia Iwan Ridwan menambahkan selama ini, selain melalui jalan arteri, akses dari arah Timur Jakarta menuju Pelabuhan Tanjung Priok lewat Jakarta Outer Ring Road (JORR) Seksi E melalui persimpangan (ramp) Cikunir.

“Beban jalan tol itu sudah makin berat. Dalam keadaan normal, Cibitung-Tanjung Priok via Cikunir sebetulnya bisa ditempuh hanya dalam satu jam, namun jika macet bisa lebih dari dua jam,” ucapnya.

Adapun lalu lintas harian (LHR) di jalan tol Jakarta-Cikampek sepanjang 380 ribu kendaraan, sementara LHR di JORR Seksi E sudah sekitar 110 ribu kendaraan. Pada waktu tertentu, terutama di sore hari, LHR bisa lebih tinggi lagi. Pelindo berharap JTCC bisa mempercepat arus barang dari arah Timur Jakarta. 

“Dua jalan tol itu sudah sangat padat. Jalan Tol Cibitung-Cilincing jadi penting untuk mengurai kemacetan menuju Tanjung Priok,” lanjut Arif.

Saat ini, menurut Arif, LHR di JTCC masih sekitar 22 ribu-24 ribu kendaraan. Arif yakin kalau JTCC sudah tersambung penuh sampai ke Cilincing, lalu lintas harian di JTCC akan meningkat. Kapasitas optimal JTCC, menurut Direktur Keuangan dan SDM PT API Juli Tarigan, mencapai 160 ribu kendaraan per hari. Total investasi khusus JTCC sebesar Rp 12,9 triliun.

“Jalan tol Cibitung-Cilincing akan dilengkapi rest area di km 16,5 dari arah Cibitung. Dan yang baru, di kawasan rest area ini juga akan dibangun Logistic Hub. Lahan yang dirancang dua area itu mencapai 40 hektar, enam hektar rest area, 34 hektar logistic hub,” ucapnya.

“Kawasan logistik terpadu ini akan sangat menguntungkan ekosistem logistik karena mereka bisa mengkonsolidasikan kargo mereka sebelum masuk ke pelabuhan,” kata Arif.

Arif menceritakan, tidak jarang kontainer berukuran 20 feet tidak penuh diisi oleh satu pelanggan atau satu jenis produk. Hal ini biasanya dialami usaha kecil dan menengah. Ada perusahaan yang menyediakan layanan Less Than Truckload (LTL) yang memberikan peluang bagi usaha kecil atau perusahaan yang membutuhkan space kecil berbagi kontainer agar bisa menekan biaya pengiriman. 

 

“Mereka bisa mengkonsolidasikan muatannya logistic hub yang nanti disediakan di JTCC,” kata Arif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler