Nadiem Sebut Perubahan Kurikulum Sesuai Kebutuhan Wilayah 3T

Perubahan yang dilakukan mengurangi beban kepadatan pelajaran sebanyak 30-40 persen

istimewa/doc humas
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan perubahan kurikulum yang pihaknya lakukan sesuai dengan kebutuhan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). (ilustrasi).
Rep: Ronggo Astungkoro Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan perubahan kurikulum yang pihaknya lakukan sesuai dengan kebutuhan di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Di mana, salah satu perubahan yang dilakukan adalah mengurangi beban kepadatan pelajaran sebanyak 30-40 persen, lebih fleksibel, dan berfokus pada hal yang esensial.

"Kepadatan materi pembelajaran di sekolah menimbulkan banyak komplain dari orang tua yang memiliki anak di sekolah, makanya kita rampingkan, kita sederhanakan agar lebih fokus kepada pendalaman materi," jelas Nadiem dalam siaran pers, Selasa (25/10/2022).

Nadiem menilai hal itu sudah sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di wilayah 3T agar tidak selalu merasa tertinggal dengan sekolah lain dan bisa berfokus pada hal-hal yang esensial. "Fleksibilitas ini penting agar guru dapat lebih merdeka menentukan mau secepat apa, kemudian bisa fokus pada materi yang mendasar dan penting," ujar dia.

Hal tersebut Nadiem sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat, Senin (24/10/2022) lalu. Nadiem menyampaikan, dia menerima berbagai respons positif atas dampak implementasi program-program Merdeka Belajar dari para kepala daerah, kepala dinas pendidikan, serta kepala sekolah di daerah tersebut.

"Kami bersyukur mendengar langsung bahwa berbagai program dan kebijakan yang kami upayakan selama ini mulai dirasakan dampak positifnya," kata Nadiem.

Selain itu, implementasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar dia sebut telah dilaksanakan dengan baik oleh para guru di Pontianak. Sebagian besar guru-guru sudah menggunakan platform yang membantu mereka menerapkan kurikulum merdeka dan meningkatkan kompetensinya.

"Para guru memberikan berbagai macam masukan terhadap fitur-fitur yang akan mempermudah pembelajaran mereka, dan ini akan kami jadikan evaluasi," jelas Nadien.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler