Permata Bank Cetak Laba Bersih Rp 2,2 Triliun Hingga Kuartal III 2022
Laba bersih Permata Bank tumbuh 170 persen year-on-year (yoy).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Permata Tbk terus membukukan kinerja yang solid sampai dengan Kuartal III 2022. Di tengah ketidakpastian kondisi global, PermataBank berhasil mencatatkan Laba Bersih setelah pajak Rp2,2 triliun atau tumbuh 170 persen year-on-year (yoy). Pertumbuhan Laba Bersih ini dikontribusikan oleh Pendapatan Operasional Rp8,5 triliun atau tumbuh 14,4 persen yoy didukung pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih 12,1 persen yoy.
"Pencapaian ini tidak lepas dari kontribusi bersama dalam menerapkan strategi perusahaan, menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko, dan prinsip kehati-hatian serta governance yang baik," kata Direktur Utama PermataBank Meliza M Rusli dalam keterangannya, Senin (31/10/2022).
Bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal dan melanjutkan perbaikan kualitas aset. Hal ini tercermin dalam perbaikan rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) Kuartal III 2022 menjadi 73,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 88,3 persen. Lebih lanjut, ditengah kenaikan inflasi akibat kenaikan harga pangan dan bahan bakar, PermataBank berhasil menurunkan rasio CIR menjadi 53,1 persen, membaik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar 54,9 persen.
PermataBank terus berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat dengan tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp135,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing sebesar 9,2 persen dan 19,1 persen. Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 83 persen dari sebelumnya 69 persen di akhir 2021.
Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat ketidakpastian kondisi ekonomi global yang dapat berpengaruh terhadap risiko kredit inheren. Rasio NPL gross di akhir September 2022 terjaga pada level 3,1 persen membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2 persem maupun September 2021 sebesar 3,3 persen.
Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5 persen dibandingkan dengan 0,7 persen di akhir Desember 2021 lalu. Rasio NPL coverage terjaga di kisaran 238 persen atau meningkat dibandingkan pada Desember 2021 di posisi 227 persen maupun September 2021 sebesar 217 persen.
"Bank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset," jelas Meliza.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah sedikit menurun 1,2 persen yoy. Hal ini sejalan dengan strategi Bank untuk menurunkan dana mahal deposito dan terus memfokuskan pertumbuhan Giro dan Tabungan (CASA) yang merupakan sumber dana murah dan stabil. Hingga Kuartal III 2022 CASA tumbuh 10,6 persen yoy menjadi Rp95,8 triliun yang dikontribusikan oleh pertumbuhan Giro 10,2 persen dan pertumbuhan Tabungan 11,1 persen.
Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 59,3 persen, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54,0 persen. Hal ini memastikan posisi likuiditas Bank terjaga dengan baik untuk mendukung pernyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih kompetitif dalam jangka panjang.
Rasio permodalan Bank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar Bank Komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing 33,2 persen dan 25,1 persen. Ini menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.
Dalam memperluas segmen dan memperdalam hubungan dengan pelanggan, sebagai bagian dari Bangkok Bank Group dan melalui jaringan internasional, keahilan serta skala pemegang saham, PermataBank terus memperluas ekosistem partner Bank serta membangun sinergi dengan Bangkok Bank melalui keahlian dan dukungan mereka di perbankan korporasi, serta inisiatif lintas negara.