PM Palestina: Pemilu Israel Tunjukkan Naiknya Rasialisme dan Ekstremisme

Benjamin Netanyahu berpeluang kembali menduduki kursi perdana menteri Israel.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammed Ibrahim Shtayyeh. PM Palestina: Pemilu Israel Tunjukkan Naiknya Rasialisme dan Ekstremisme
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Rakyat Palestina turut bereaksi terhadap hasil pemilihan umum Israel. Bahkan Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammed Shtayyeh ikut angkat suara terkait hasil Pemilu Israel.

Baca Juga


Menurut Shtayyeh, hasil Pemilu Israel justru menunjukkan adanya peningkatan ekstremisme dan rasialisme di tengah masyarakat Israel. Dia juga menyinggung soal partai-partai agama sayap kanan dalam Pemilu Israel.

"Kemajuan partai-partai agama sayap kanan dalam Pemilu Israel adalah kesaksian atas kebangkitan ekstremisme dan rasialisme dalam masyarakat Israel dan dari mana rakyat kita telah menderita selama bertahun-tahun," ujar dia, seperti dilansir Ynet News, Rabu (2/11).

Bagi Palestina, siapapun yang menang dalam Pemilu Israel tidak berarti akan memberi perdamaian kepada Palestina. Shytayyeh menggunakan kata 'ilusi' untuk menggambarkan kemungkinan adanya perdamaian antara Palestina dan Israel setelah Pemilu Israel.

"Palestina tidak memiliki ilusi bahwa pemilihan Israel akan menghasilkan mitra untuk perdamaian," kata Shtayyeh.

Dalam Pemilu Israel, setelah sebagian besar suara dihitung, partai Likud yang dipimpin mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya menang dalam pemilihan legislatif dengan sekitar 30 kursi Knesset, mengungguli 24 kursi Yesh Atid.

Partai Religius Zionisme, yang diketuai bersama oleh Betzalel Smotrich dan Itamar Ben-Gvir, diproyeksikan menggandakan dukungannya dengan 14 hingga 15 kursi. Dengan koalisi yang terdiri dari Likud Netanyahu, aliansi paling kanan Zionisme Agama dan partai ultra-Ortodoks, maka sayap kanan dan blok agama itu diperkirakan memiliki mayoritas 65 kursi Knesset.

Namun, jika partai sayap kiri Meretz dan faksi Arab Balad melewati ambang pemilihan setelah 100 persen suara dihitung, blok Netanyahu dapat menyusut menjadi 62 kursi. Berdasarkan penghitungan suara sementara, terbuka peluang bagi pemimpin partai Likud, Benjamin Netanyahu untuk kembali menduduki kursi perdana menteri Israel. Hal itu karena blok sayap kanannya unggul dalam hasil penghitungan sementara pemilu di sana.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler