Astronom Temukan Ledakan Cahaya Paling Terang yang Pernah Terdeteksi, Apa Itu?
Kilatan ini berasal dari sebuah peristiwa yang terjadi 2,4 miliar tahun cahaya.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para astronom mengamati kilatan cahaya paling terang yang pernah dilihat. Kilatan ini berasal dari sebuah peristiwa yang terjadi 2,4 miliar tahun cahaya dari Bumi. Kilatan ini kemungkinan dipicu oleh pembentukan lubang hitam.
Ledakan sinar gamma, bentuk radiasi elektromagnetik paling intens-pertama kali terdeteksi oleh teleskop yang mengorbit pada 9 Oktober 2022. Pancarannya masih diawasi oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Ahli astrofisika Brendan O’Connor mengatakan kepada AFP, dilansir dari Japan Today, Ahad (16/10/2022), bahwa ledakan sinar gamma yang berlangsung ratusan detik, seperti yang terjadi, diperkirakan disebabkan oleh kematian bintang masif lebih besar dari 30 kali lebih besar dari Matahari kita.
Bintang itu meledak dalam supernova, runtuh ke dalam lubang hitam, kemudian materi terbentuk dalam piringan di sekitar lubang hitam, jatuh ke dalam, dan dimuntahkan dalam pancaran energi yang bergerak dengan kecepatan 99,99 persen kecepatan cahaya.
Kilatan itu melepaskan foton yang membawa rekor energi 18 teraelektronvolt (18 dengan 12 nol di belakangnya). Keluaran ini telah berdampak pada komunikasi radio gelombang panjang di ionosfer Bumi.
“Ini benar-benar memecahkan rekor, baik dalam jumlah foton, dan energi foton yang mencapai kita,” kata O'Connor, yang menggunakan instrumen inframerah pada teleskop Gemini South di Chili untuk melakukan pengamatan baru pada Jumat (14/10/2022) pagi.
“Sesuatu yang cerah ini, di dekat sini, benar-benar peristiwa sekali dalam satu abad,” tambahnya.
Penelitian sinar gamma pertama kali dimulai pada 1960-an ketika satelit Amerika Serikat (AS) yang dirancang untuk mendeteksi apakah Uni Soviet meledakkan bom di luar angkasa dan akhirnya menemukan ledakan seperti itu yang berasal dari luar Bima Sakti.
“Ledakan sinar gamma pada umumnya melepaskan jumlah energi yang sama yang dihasilkan matahari kita sepanjang masa hidupnya dalam rentang beberapa detik. Peristiwa ini adalah ledakan sinar gamma paling terang,” kata O'Connor.
Ledakan sinar gamma ini, yang dikenal sebagai GRB 210009A, pertama kali terlihat oleh teleskop termasuk Teleskop Luar Angkasa Fermi Gamma-ray Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Observatorium Neil Gehrels Swift, dan pesawat ruang angkasa Wind pada pagi hari tanggal 9 Oktober waktu Timur.
Ledakan Itu berasal dari arah konstelasi Sagitta yang menempuh perjalanan sekitar 1,9 miliar tahun untuk mencapai Bumi. Mengamati itu sekarang seperti menonton rekaman berusia 1,9 miliar tahun dari peristiwa-peristiwa yang terungkap di depan kita, memberi para astronom kesempatan langka untuk mengumpulkan wawasan baru tentang hal-hal seperti pembentukan lubang hitam.
Selama beberapa pekan mendatang, dia dan yang lainnya akan terus mengamati tanda-tanda supernova pada panjang gelombang optik dan inframerah, untuk memastikan bahwa hipotesis mereka tentang asal usul kilatan itu benar, dan bahwa peristiwa itu sesuai dengan fisika yang diketahui.
Sayangnya, sementara ledakan awal mungkin terlihat oleh astronom-astronom amatir, sejak itu menghilang dari pandangan mereka. Ledakan supernova juga diperkirakan bertanggung jawab untuk menghasilkan unsur-unsur berat-seperti emas, platinum, uranium- dan para astronom juga akan mencari tanda tangan mereka.
Ahli astrofisika telah menulis di masa lalu bahwa kekuatan ledakan sinar gamma dapat menyebabkan peristiwa tingkat kepunahan di Bumi. Namun, O'Connor menunjukkan bahwa karena pancaran energi sangat terfokus, dan tidak mungkin muncul di galaksi kita, skenario ini bukanlah sesuatu yang harus kita khawatirkan.