Netanyahu akan Kembali Berkuasa
Kemenangan Netanyahu menjanjikan berakhirnya kebuntuan politik Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Yair Lapid memberikan selamat atas kemenangan Benjamin Netanyahu. Ucapan ini disampaikan 48 jam setelah tempat pemungutan suara ditutup.
Komisi Pemilihan Umum Pusat Israel mengumumkan alokasi kursi untuk parlemen Israel atau Knesset yang memberi Netanyahu dan sekutu politiknya 64 kursi. Cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas.
Presiden Isaac Herzog akan mulai menggelar konsultasi dengan politisi mengenai pembentukan pemerintahan yang baru setelah hasil pemilu diresmikan pada 9 November. Kembalinya Netanyahu sebagai kepala pemerintah dapat memicu perubahan mendasar bagi masyarakat Israel.
Pemerintahan Netanyahu dipastikan mencakup nasionalis Yahudi radikal, aliansi Religious Zionism/Jewish Power. Kelompok yang pemimpin-pemimpinnya termasuk Itamar Ben Gvir pernah divonis karena penghasutan atas motif rasialis dan mendukung terorisme.
Saat ditanya mengenai kekhawatiran masyarakat ia akan memimpin pemerintah ekstrem kanan. Netanyahu meresponnya dengan menyinggung partai Ra'am yang merupakan partai Arab pertama yang masuk dalam koalisi pemerintah Israel tahun lalu.
"Kami tidak ingin memerintah dengan Ikhwanul Muslimin, yang mendukung terorisme, menolak keberadaan Israel dan cukup bermusuhan pada Amerika Serikat, itu apa yang akan kami bawa," kata Netanyahu pada CNN, Kamis (3/11/2022) malam waktu setempat.
Kemenangan Netanyahu menjanjikan berakhirnya kebuntuan politik yang telah melumpuhkan Israel selama tiga setengah tahun terakhir. Namun agendanya di pemerintahan yang baru termasuk merombak sistem hukum dan penindakan keras pada Palestina dapat memperparah perpecahan negara Israel dan berisiko memicu permusuhan dari sekutu-sekutu terdekat Israel.
Pada Kamis kemarin Israel menggelar pemilu kelima sejak 2019 lalu. Seperti pemilu keempat pemilihan ini juga yang dianggap sebagai referendum mengenai kelayakan Netanyahu memimpin sementara ia didakwa atas kasus korupsi.
Meski di pemilu sebelumnya berakhir dengan kebuntuan kali ini Netanyahu berhasil unggul dengan memanfaatkan terpecahnya dan tidak terorganisirnya oposisinya. Lapid telah menginstruksikan stafnya untuk mempersiapkan proses transisi kekuasaan.
"Negara Israel yang paling penting sebelum pertimbangan politik apapun, saya berhadap Netanyahu berhasil demi rakyat dan negara Israel," katanya.
Netanyahu dan sekutu ultranasionalis dan ultra-Ortodoksnya mendapatkan 64 dari 120 kursi di Knesset. Oposisi yang dipimpin Lapid hanya memenangkan 51 kursi termasuk faksi Arab yang kecil. Netanyahu masih menggelar negosiasi dengan mitra-mitranya tapi diperkirakan akan membentuk koalisi dalam beberapa pekan ke depan.
Pemilihan kali ini fokus pada nilai-nilai yang bertujuan mendefinisikan negara Israel: negara Yahudi atau demokratis. Pada akhirnya pemilih Israel memilih identitas Yahudi mereka.
Religious Zionism yang merupakan sekutu Netanyahu dan paling kejam terhadap Palestina dan sangat anti-Arab akan menjadi partai terbesar ketiga di parlemen. Ben-Gvir ingin mengakhiri otonomi Palestina di daerah pendudukan Tepi Barat dan mengabadikan pendudukan Israel di tanah Palestina.
Baru-baru ini ia menggantung foto Baruch Goldstein, orang Yahudi yang membantai 29 jamaah sholat subuh penembakan di Masjid Ibrahim, Tepi Barat, di rumahnya. Ia juga menyebut anggota parlemen keturunan Arab sebagai "teroris" dan mendorong agar mereka dideportasi.
Anggota parlemen ekstrem-kanan ini juga mengacungkan pistol saat berkunjung ke pemukiman Palestina di timur Yerusalem baru-baru ingin. Ia ingin menguasai kepolisian Israel.
Pemimpin partai Bezalel Smotrich, pemukim ilegal Tepi Barat yang menyampaikan ujaran kebencian anti-Arab, mengincar posisi Menteri Pertahanan. Ia ingin menguasai militer dan militer di daerah pendudukan Tepi Barat. Partai itu juga berulang kali menggunakan bahasa agresif mengenai pembangunan pemukiman ilegal. Mereka juga berulang kali memberikan komentar anti-LGBTQ.
Posisi ini mengancam Yahudi Amerika yang sebagian besar berhaluan liberal. Selain itu juga akan mendorong Israel berseberangan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Gedung Putih sudah menyampaikan menantikan kerja sama dengan Israel.
Namun dalam pernyataan terpisah juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan AS berharap Israel "akan terus berbagi nilai-nilai masyarakat demokratis dan terbuka termasuk toleran dan menghormati semua masyarakat sipil, terutama kelompok minoritas." Ia juga menegaskan dukungannya pada solusi dua negara antara Israel dan Palestina, gagasan yang tidak didukung koalisi Netanyahu.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni yang juga berhaluan ekstrem-kanan mengucapkan selamat pada Netanyahu. "Siap untuk memperkuat persahabatan dan hubungan bilateral kami, untuk menghadapi tantangan bersama lebih baik lagi," cicit Meloni di Twitter.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban juga menyampaikan ucapan selamat. Ia menyebut Netanyahu sebagai "sahabat Hungaria."
Selama suara masih dihitung kekerasan antara Israel-Palestina masih terjadi. Empat orang warga Palestina tewas dalam peristiwa yang terpisah. Seorang polisi Israel mengalami luka kecil akibat penusukan di Kota Tua Yerusalem.
Namun Ben Gvir menggunakan insiden untuk menegaskan pendekatan lebih keras pada orang Palestina. "Sudah waktunya untuk mengembalikan ketertiban di jalan, sudah waktunya teroris yang melakukan penyerangan di keluarkan," cicitnya.
Religious Zionism mungkin dapat mempersulit kebijakan luar negeri Netanyahu. Tapi akan membantunya mengatasi masalah domestik. Partai ekstrem kanan itu berjanji merombak hukum Israel yang dapat menunda sidang korupsi Netanyahu dan membuat dakwaannya hilang.
Bersama sekutu-sekutu nasionalisnya, mereka ingin memperlemah independensi yudisial dan memusatkan kekuasaan pada parlemen. Netanyahu menuduh dakwaan terhadapnya merupakan fitnah yang direncanakan media dan sistem yudisial yang pilih kasih.