G20 Bisa Dorong Investasi Mobil Listrik di Indonesia
G20 tunjukkan kesiapan Indonesia sambut era transisi di sektor transportasi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menyambut para tamu Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (G20) pada 15-16 November di Bali. Dalam kegiatan yang dihadiri oleh menteri dari berbagai negara anggota G20 itu, kendaraan operasional yang digunakan adalah kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Pengamat otomotif Bebin Juana mengatakan, konferensi di Bali yang melibatkan EV dari sejumlah jenama seperti Toyota dan Hyundai itu akan memiliki dampak yang luas bagi industri otomotif. Baik secara langsung maupun tak langsung terutama dari aspek ekosistem kendaraan listrik.
Penggunaan EV dalam kegiatan kenegaraan itu otomatis akan melibatkan banyak pelaku industri baik itu produsen EV maupun perusahaan penunjang infrastruktur kendaraan listrik. "G20 ini bisa jadi momentum bagi Indonesia untuk memantik investasi EV di dalam negeri," kata Bebin kepada Republika, Jumat (4/11/2022).
Ia menilai, konferensi internasional ini merupakan sebuah showcase atau etalase yang jadi panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan soal kesiapan negara dalam menyambut era transisi di sektor transportasi.
Dengan adanya keterlibatan EV dalam kegiatan ini, maka hal tersebut sekaligus mengisyaratkan Indonesia memiliki keseriusan dan kesiapan untuk menjadikan kendaraan ramah lingkungan sebagai sarana transportasi utama di masa depan. Para peserta G20 pun akan dibuat menyadari hal itu dan diharapkan bisa menyampaikan pesan tersebut ke instansi pemerintah dan perusahaan di negara G20 untuk mempertimbangkan Indonesia sebagai salah satu destinasi utama investasi bidang EV.
"Pesan ini bisa lebih mendorong investasi baik bagi perusahaan global yang telah beroperasi di Indonesia maupun perusahaan global yang belum beroperasi di Indonesia. Lewat pesan ini, maka perusahaan yang telah beroperasi jadi bisa berpeluang untuk melakukan penambahan investasi EV di Indonesia dan bagi perusahaan yang belum beroperasi di Indonesia jadi berpeluang untuk melakukan investasi di Tanah Air," ujarnya.
Investasi EV sendiri bukan hanya melulu soal investasi untuk memasarkan atau merakit kendaraan listrik di Indonesia. Menurut dia, investasi EV juga mencakup investasi dalam bidang komponen EV, baterai hingga investasi di bidang energi dan infrastruktur pengisian daya baterai.
Oleh karena itu, ia meyakini sinergi berbagai pihak mulai dari pemerintah, pabrikan otomotif dan perushaan penunjang lainya yang terlibat dalam penggunaan EV sebagai kendaraan operasional G20 ini akan memberikan dampak positf yang luas bagi seluruh stakeholder.
Kontribusi Toyota dalam G20 sendiri telah diwujudkan lewat penyerahan ratusan battery electric vehicle (BEV) kepada Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg) Republik Indonesia. Vice President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan, kendaraan yang dipinjamkan sebagai penunjang mobilitas dalam G20 adalah kendaraan Toyota BZ4X sebanyak 41 unit dan Lexus UX 300e sebanyak 102 unit.
"Hal ini akan memberi dampak positif dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, hal ini bisa memperlihatkan kepada dunia soal kesiapan industri otomotif di Indonesia dalam menyamput elektrifikasi. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan market, pertumbuhan industri dan pertumbuhan investasi dalam hal elektrifikasi," kata Henry.
Oleh karena itu, TAM pun sangat mengapresiasi kepercayaan pemerintah pada produk Toyota yang dipiih sebagai kendaraan resmi KTT G20. Mengingat, kontribusi ini tidak hanya hadir untuk mendukung kelancaran mobilitas peserta konferensi tapi kehadiran Toyota BZ4X dan Lexus UX 300e ini diharapkan juga sekaligus akan menjadi simbol komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon menuju era Carbon Neutrality pada 2060.