Mualaf David Iwanto, Masuk Islam Berkat Ceramah-Ceramah Zakir Naik tentang Agama

Mualaf David Iwanto banyak terinspirasi dengan ceramah-ceramah Zakir Naik

Dok Istimewa
Mualaf David Iwanto banyak terinspirasi dengan ceramah-ceramah Zakir Naik
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- David Iwanto (24 tahun) menjadi Muslim sejak 2016. Pengalaman spiritualnya diceritakan langsung kepada pembina Mualaf Center Aya Sofya Ustaz Ipung Atria ketika berada di Masjid Mualaf Center Aya Sofya Sidoarjo.

Baca Juga


Dabid merupakan pria keturunan Tionghoa yang berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Ketertarikannya dengan Islam bermula dari ketidaksengajaan yang dia temukan di media sosial.

Saat itu dia melihat banyak sekali kata-kata bijak yang terlihat olehnya ditujukan untuk non-Muslim. Setelah mencari tahu ternyata kata-kata bijak tersebut diutarakan asal India Dr Zakir Naik.

Salah satu kata bijak Sang Tokoh yang membuat hati David tergerak adalah, kalau membuka aurat adalah gaya modern maka binatang jauh lebih modern daripada manusia. 

Sejak saat itu dia merasa tertarik dengan Dr Zakir Naik dan mulai mencari informasi tentang beliau dan mengikuti video dakwah beliau.

"Sejak saat itu saya sering menonton video beliau tentang debat agama Islam dengan agama lainnya," ujar dia dalam youtube MCN Aya Sofya.

Sebelum memeluk Islam, David banyak mempelajari berbagai agama. Namun dia tidak bisa menemukan kebenaran akan Tuhan.

Dakwah Zakir Naik kembali mendekatkannya kepada hidayah. Ketika itu dia menonton video yang menjelaskan tafsir Surat Al Ashr terutama ayat ketiga yang berisi bahwa setiap orang merugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

Dalam tafsir ayat tersebut dijelaskan hanya Islam yang masuk surga dan agama lain masuk neraka meskipun mereka telah berbuat baik sebagaimana syarat masuk surga yang pertama adalah beriman kepada Tuhan yang benar.  

Setelah menonton video tersebut, David merasa khawatir karena mungkin selama hidup ini saya melakukan hal yang sia-sia karena tidak menyembah Tuhan yang benar.

Setelah menonton video Ustadz Zakir Naik tersebut membuatnya merasa dalam kegelisahan setiap hari.

Dalam hatinya selalu mencari keberadaan Tuhan yang sebenarnya dan kepada siapakah dia harus menyembah. 

Kegelisahan itu membuatnya mencari tahu informasi tentang agama Islam, dia mulai berselancar di mesin pencarian internet dengan sembunyi-sembunyi karena saat itu ia masih belum ada keberanian bertanya ke orang-orang.

Baca juga: Ritual Sholat Memukau Mualaf Iin Anita dan Penantian 7 Tahun Hidayah Akhirnya Terjawab 

Sampai suatu ketika salah satu keluarganya yang juga keturunan Tionghoa ada yang masuk Islam lebih dulu. Hal itu membuat dia akhirnya berani untuk bertanya kepada sepupunya itu.

“Ada sepupu saya masuk Islam lebih dulu dan saya memberanikan diri untuk bertanya kepadanya, koh, saya tertarik Islam jadi saya ingin tahu tentang Islam itu seperti apa? Oleh kokoh saya itu justru disambut baik: loh iya ta Vid? kalau kamu tertarik dengan Islam datang aja ke rumah kokoh nanti akan aku jelaskan tentang agama Islam," kata dia menirukan sepupunya tersebut.

David mulai banyak bertanya tentang agama Islam dan alasan pindah ke agama Islam kepada sepupunya itu. Dan kata sepupunya dia ragu dengan agama yang dianut sepupunya sebelumnya.

Mungkin hal itu termasuk hidayah yang diberikan Allah SWT kepada mas David setelah dibukakan hatinya melalui ceramah dr Zakir Naik dan yang kedua kalinya oleh dialog bersama sepupunya itu. 

Allah SWT sungguh maha tidak terduga, setelah menemukan kebenaran dalam agama Islam.    

David kembali ditunjukkan kebenaran baru bahwa faktanya dia bukan anak kandung dari orang tuanya saat ini. 

Hal itu membuatnya terkejut tapi dia harus mempercayainya karena informasi itu dia peroleh dari sepupunya sendiri.

Seketika itu menjadikannya mantap memeluk agama Islam setelah Allah SWT memberikan banyak hidayah, petunjuk, dan kebenaran kepada dirinya. 

Tak lama kemudian, berita mengenai keinginannya masuk Islam telah tersebar dan mulai dihalang-halangi oleh rekan ibadahnya dan orang-orang sekitar.

Desakan itu membuat dia meminta bantuan kepada sepupunya yang telah lebih dahulu menjadi mualaf itu agar membantunya untuk bisa lekas bersyahadat karena menurutnya setelah masuk Islam maka orang-orang itu tidak akan berani mengganggunya.

“Pertama saya izin dulu kepada mama karena hanya tinggal mama saja, sedangkan papa saya sudah meninggal. Jadi saya minta Izin ke mama," ujar dia.

Namun mamanya melarang baik Kristen maupun Islam. Mamanya meminta David untuk menganut agama nenek moyang Tionghoa saja.

Ujian mulai berdatangan setelah dia memeluk Islam, julukan teroris ditujukan kepada dirinya. 

Terlebih lagi pada waktu itu di Surabaya sedang terdapat ada isu bom yang meresahkan warga. Hal itu juga membuat mamanya khawatir karena tidak memiliki pemahaman dasar mengenai Islam sehingga percaya dengan isu-isu tersebut.

Bahkan banyak tetangga yang membicarakan David agar berhati-hati karena khawatir menjadi ekstremis. David tidak ingin menyakiti hati sang mama.

Dia tidak mencoba untuk membantah ucapan mamanya. David hanya bisa berdiam saja.

Dia merasa bahwa hanya Allah yang tahu bagaimana nikmatnya hidayah agama Islam, nikmatnya mengenal Islam secara benar, mengenal tauhid, dan mengenal Tuhan kita.

"Saya juga membayangkan bagaimana jika saya meninggal dan tidak bisa berjumpa dengan Tuhan yang menciptakan saya sehingga masuk Islam ini membuat saya bersyukur karena Allah SWT telah menyelamatkan saya dari kekafiran," ungkap David sata menceritakan perasaannya telah memeluk Islam.

Baca juga: Ditanya Kiai Marsudi Soal KM 50, Prof Mahfud: Bukan Pelanggaran HAM Berat, Tapi…

Karena dia adalah mualaf yang bisa mengetahui bagaimana rasanya menemukan kebenaran dalam agama Islam setelah sekian lama dalam kebimbangan dalam beragama.

Meski awalnya dilarang dengan berbagai macam alasan, hingga saat ini David masih tinggal bersama dengan ibunya. Bahkan sebelumnya ia pernah hingga sampai diusir tapi pada akhirnya mereka masih tetap tinggal bersama penuh dengan toleransi.

Kini setelah memeluk Islam, David memiliki nama mualaf yakni Daud. Dan dia berusaha untuk tetap berbakti kepada ibunya sebagaimana seharusnya.     

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler