Ilmuwan Temukan Sisa-Sisa Bangkai Bintang yang Tertua

Bintang mati ini ditemukan hanya 90 tahun cahaya dari Bumi.

Pixabay
Langit malam berbintang/ilustrasi
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bintang mati tertua yang diketahui memiliki sistem planet berbatu telah ditemukan. Objek ini ditemukan hanya 90 tahun cahaya dari Bumi. Temuan ini memberikan wawasan tentang komposisi dunia yang terbentuk hampir 11 miliar tahun yang lalu.

Baca Juga


Dilansir dari Space, Selasa (8/11/2022), bintang itu disebut kerdil putih, bangkai bintang yang kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya. Objek bintang itu bernama WDJ2147-4035. Bintang itu lahir sebagai bintang biasa 10,7 miliar tahun yang lalu (hanya tiga miliar tahun setelah Big Bang).

Bangkai bintang itu adalah salah satu dari dua kerdil putih yang tercemar oleh puing-puing planet yang baru ditemukan dalam data yang dikumpulkan oleh misi pemetaan galaksi Gaia dari Badan Antariksa Eropa (ESA).

Meskipun bukan kerdil putih pertama yang ditemukan mengumpulkan puing-puing dari pembongkaran planet, mereka adalah yang tertua. Bangkai bintang ini memberikan wawasan yang tajam tentang komposisi planet yang terbentuk ketika alam semesta berusia kurang dari tiga miliar tahun.

Dalam kasus WDJ2147-4035, bintang nenek moyangnya lebih besar dari matahari, tetapi tidak cukup besar untuk meledak sebagai supernova di akhir hidupnya. Sebaliknya, setengah juta tahun setelah pembentukannya, atau sekitar 10,2 miliar tahun yang lalu, bintang tersebut kehabisan bahan bakar hidrogen untuk fusi nuklir di intinya dan membengkak menjadi raksasa merah.

Para astronom yang dipimpin oleh Abigail Elms, yang merupakan mahasiswa PhD di University of Warwick di Inggris Raya (UK) memimpin penelitian ini, Tim nya menggunakan pengukuran spektrum cahaya dari Gaia, Survei Energi Gelap (Dark Energy Survey) menggunakan Kamera Energi Gelap (Dark Energy Camera) pada Teleskop Victor M. Blanco di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Chile, dan instrumen X-Shooter di Very Large Telescope untuk menganalisis komposisi kimia WDJ2147-4035 berwarna merah, dan kerdil putih kedua, WDJ1922+0233, yang tampak berwarna biru.

Hasilnya menunjukkan keragaman komposisi yang mengejutkan. Biru WDJ1922+0233, yang mendapatkan warnanya bukan dari suhunya tetapi karena pencampuran gas yang tidak biasa di atmosfer helium-hidrogennya. Tampaknya tercemar oleh bahan yang komposisinya mirip dengan komposisi kerak benua bumi.

“Bintang-bintang yang tercemar logam ini menunjukkan bahwa Bumi tidak unik, (bahwa) ada sistem planet lain di luar sana dengan badan planet yang mirip dengan Bumi,” kata Elms dalam sebuah pernyataan.

WDJ2147-4035 merah lebih merupakan teka-teki. Bintang itu diperkaya oleh lithium, kalium, natrium dan deteksi tentatif karbon bertambah ke kerdil putih.

“Bintang merah WDJ2147-4035 adalah misteri karena akumulasi puing-puing planet sangat kaya lithium dan kalium dan tidak seperti apa pun yang dikenal di tata surya kita,” kata Elms.

Bagaimanapun juga, temuan memberikan bukti lebih lanjut bahwa planet berbatu mampu terbentuk dalam kelimpahan di masa lalu, meskipun unsur-unsur berat kurang umum di alam semesta pada waktu itu, karena unsur-unsur itu perlu dibangun oleh setiap generasi bintang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler