Ada Perjanjian, Pengusaha Optimistis Ekspor CPO ke China Makin Bakal Naik Terus

Peningkatan impor CPO China dari Indonesia kemungkinan baru terealisasi pada 2023.

Ilustrasi minyak kelapa sawit.
Rep: Dedy Darmawan Nasution Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengusaha China meneken komitmen tertulis untuk mengekspor produk pertanian dari Indonesia pada Jumat (11/11/2022). Komiten itu termasuk dalam impor minyak sawit mentah (CPO) dari Indonesia. Lewat komitmen itu, pengusaha Indonesia meyakini ekspor CPO ke China bakal makin tinggi dan terus mengalami peningkatan.

Baca Juga


Para pengusaha China yang meneken komitmen itu tergabung dalam China Chamber of Commerce for Import and Export for Foodstuffs, Native Produce & Animal By-Products (CFNA). Adapun dari pihak Indonesia diteken oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMU), serta Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin).

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia sekaligus Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga, megatakan, yang terpenting dari perjanjian tersebut para pengusaha dari kedua negara sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral.

"Apalagi, saat ini dunia lagi kekurangan akan bahan nabati. China mau komitmen dari Indonesia 1 juta ton CPO. Nah, itu harus direalisasikan, tapi saya kira akan lebih," kata Sahat di Jakarta, Jumat (11/11/2022).

Ia menuturkan, realisasi peningkatan impor CPO China dari Indonesia kemungkinan baru akan terealisasi pada 2023 mendatang. Karena, peningkatan devisa ekspor dari sawit kemungkinan baru akan terlihat mulai tahun depan.

Adapun salah satu produk turunan CPO yang paling besar diimpor oleh China yakni oleokimia. Sahat mengatakan, produk oleokimia juga memiliki harga yang cukup tinggi yakni tiga kali lipat lebih besar dari harga minyak sawit mentah.

Ketua Umum Apolin, Rapolo Hutabarat, China mengambil 33 persen dari total volume ekspor oleokimia Indonesia sekitar 4,4 juta ton per tahun. Adapun memasuki 2022, volume ekspor oleokimia ke China periode Januari-September telah menyamai volume tahun lalu.

Dengan adanya komitmen tersebut, Rapolo optimistis, akan terdapat penambahan ekspor oleokimia sekitar 1,5 juta ton. "Jadi kami perkirakan total ekspor oleokimia tahun 2022 ini akan mencapai 5,8-6 juta ton. Porsi China 33 persen," ujarnya.

Adapun, nilai ekspor oleokimia tahun lalu tercatat sebesar 4,2 miliar dolar AS dengan 1,5 miliar dolar AS di antaranya berasal dari China. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler