Halal Corner Dorong BPJPH Berbenah dalam Forum Halal 20

Forum H 20 akan dihadiri 104 lembaga halal dari 40 negara.

kemenag
Label halal baru Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag).
Rep: Muhyiddin Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Halal Corner, Aisha Maharani mengepresiasi forum Halal 20 (H20) di Semarang, Jawa Tengah yang akan digelar pada 17-19 November 2022 mendatang. Dia pun mendorong kepada Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) untuk menjadikan forum Halal 20(H20) sebagai ajang untuk berbenah.

Baca Juga


“Ya bagus sih rencananya. Karena memang kalau untuk BPJPH untuk standar halal luar negeri masih terus dalam penggodokan. Kalau MUI sendiri kan memang sudah punya standar lembaga halal yang diakui,” ujar Aisha saat

Forum H 20 akan dihadiri 104 lembaga halal dari 40 negara ini. Sebagai pengamat halal, Aisha menilai bahwa forum tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait proses sertifikasi halal dan standarnya.

“Aku prediksi seperti itu dan bagus sih. Jadi nanti ke depannya lembaga-lembaga halal yang diterima produknya itu memang qualified gitu loh. Gak yang abal-abal,” ucap konsultan halal ini.

Karena, lanjut Aisha, di luar negeri itu masih ada yang hanya menerima dokumen tanpa melalui audit, dan tidak ada model fatwa seperti MUI. Jika pun diaudit, kata dia, tidak dilakukan oleh orang yang berkompeten.

“Itu yang harus kita waspadai. Karena, tidak semua lembaga halal di luar itu kan di-support pemerintah,” kata Aisha.

Dia menuturkan, yang mendapatkan dukungan dari pemerintah saat itu ada Malaysia dan Singapura. Sedangkan di negara-negara lainnya, seperti di Australia tidak mendapatkan dukungan di semua produk halal.

“Ada yang cuma sembelihan saja, kayak Australia kan hanya sembelihan saja yang disupport sama pemerintahnya. Tapi untuk yang lain kan gak ada regulasi yang menaunginya,” jelas Aisha.

Aisha menjelaskan, sebenarnya standar Indonesia sudah diakui oleh negara luar. Namun, menurut dia, sebelum adanya BPJPH, Indonesia tidak memiliki perjanjian government-to-government (G2G), hanya bersifat  Business to Business (B2B) antara MUI dengan negara tujuan.

Dengan adanya Forum H20 ini, dia pun meminta kepada BPJPH untuk dapat mempromosikan standar sertifikasi halal Indonesia yang memang sudah diakui banyak negara.  “Jadi memang ketika dibawah BPJPH ini sebagai promosi juga sih bagaimana alur sertifikasi halal yang terbaru di Indonesia,” ujar Aisha.

Dia pun mendorong BPJPH untuk banyak berbenah dalam Forum H20 tersebut. Walaupun, dia mengakui bahwa BPJPH masih terhitung baru dan jangkauan tugasnya sangat banyak, baik sebagai sebagai regulator dan leading actor sertifikasi halal.  

“Yang pasti harus banyak berbenah ya. BPJPH sendiri kan masih baru ya dan banyak sekali tugas-tugas yang diemban BPJPH. Mudah-mudahan sih bisa terarah dengan baik,” ucap dia.

Selain itu, Aisha juga berharap BPJPH kedepannya bisa merekrut SDM yang memiliki kualifikasi di bidangnya. Menurut dia, jika ingin memberikan standar halal kepada lembaga luar, maka BPJPH juga harus lebih baik lagi secara kelembagaan.

“Jadi ke depannya semoga lebih mengurangi keluhan dari pelaku usaha yang selama ini ada. Kita support kok tapi kita juga mengkritik. Mengkritik di sini bukan benci ya tapi sayang. Karena kita ingin bareng-bareng maju untuk industri halal yang lebihbaik lagi,” kata Aisha.

Untuk diketahui, BPJPH Kementerian Agama akan menggelar forum Halal 20 (H20) di Semarang, Jawa Tengah. Gelaran yang menjadi bagian Presidensi G20 ini berlangsung mulai 17-19 November 2022 dengan mengusung tema “Global Halal Partnership for a Robust Sustainable Future”.

“Dalam forum ini, BPJPH menggundang perwakilan 104 Lembaga Halal Luar Negeri (LHLN) dari 40 negara. Selain itu, sejumlah duta besar serta perwakilan kementerian/lembaga pemangku kepentingan jaminan produk halal juga telah mengkonfirmasi untuk hadir dalam H20,” ujar Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham dalam siaran pers Kemenag, Senin (14/11/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler