Dokter Ingatkan untuk Booster Cegah Infeksi Varian XBB
'Booster' menjadi salah satu cara tingkatkan imunitas cegah infeksi Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis paru dr. Jaka Pradipta, SpP, mengatakan, masyarakat harus meningkatkan imunitas dengan vaksinasi booster atau penguat untuk mengantisipasi merebaknya virus Omicron varian XBB di Indonesia. "Peningkatan imunitas salah satunya dengan booster, dengan harapan sel akan terpicu bagus dengan imunitasnya yang kita jaga dari dalam," ucapnya dalam sebuah diskusi secara daring mengenai varian Omicron XBB yang diikuti di Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Jaka mengatakan, varian baru dari Omicron ini adalah bentuk pertahanan dari virus SARS COV-2 atau COVID-19. Virus ini bermutasi dengan cara mengubah bentuk proteinnya agar tetap bertahan.
Varian Omicron XBB merupakan varian dari BA2 yang sudah lebih dulu merebak di Indonesia maupun beberapa negara dunia. Oleh karena itu, ia mengatakan tubuh harus terus memperbarui imunitas untuk menghadapi mutasi virus-virus baru.
"COVID-19 itu setiap enam bulan sekali muncul varian-varian yang harus menjadi perhatian kita. Saat ini sebenarnya dunia lagi tinggi-tingginya kasus BA5, yang menjadi perhatian adalah munculnya XBB yang masih bagian dari BA2 Omicron," ucapnya.
Gejala varian XBB yang dirasakan, kata Jaka, tidak berbeda dengan Omicron dan COVID-19 sebelumnya yaitu demam, badan pegal-pegal, pusing, kepala nyeri, batuk kering dan pilek, dan terkadang beberapa pasien masih merasakan hilang penciuman. Jaka mengatakan, data dari negara Singapura mencatat angka perawatan XBB masih di bawah Omicron yaitu sebesar 30 persen pada Januari 2022, sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir namun tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan.
"Sebenarnya kita memang waspada tapi tidak perlu terlalu khawatir karena secara data ini makin lama makin ringan gejalanya namun penularan semakin tinggi," ucap Jaka.
Dokter dari RS Dharmais ini mengatakan untuk menjaga imunitas agar sel dalam tubuh mampu menyerang virus yang sedang merebak saat ini perlu memperbaiki gaya hidup sehari-hari seperti istirahat yang cukup, rutin berolahraga, dan konsumsi makanan bergizi seimbang, sertamenghindari perilakuyang bisa menurunkan imunitas seperti merokok dan minum alkohol.
Sementara itu bagi orang dengan faktor risiko imunitas rendah seperti lansia atau yang memiliki penyakit diabetes atau sakit ginjal harus memiliki tambahan imunitas agar bisa terhindar dari berbagai macam penyakit bukan hanya dari COVID-19.
Jaka juga mengatakan, tambahan nutrisi dari makronutrien dan mikronutrien juga diperlukan tubuh agar sel imunitas mendapat protein yang bisa melindungi tubuh. Selain protein, vitamin dan mineral juga harus dipenuhi seperti vitamin C, D, dan E serta zinc dan kalsium yang berperan untuk membentuk imunitas.
"Sebaiknya jangan cuma satu tapi kita kombinasi dari segala arah, maka dengan terapi yang sifatnya holistik makaresponnya lebih baik," ucap Jaka.