Pakar: Antisipasi Kenaikan Kasus Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun
Pakar ingatkan saat ini tren kasus Covid-19 sedang alami kenaikan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli kesehatan yang juga Guru Besar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio mengingatkan pentingnya mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 jelang libur akhir tahun 2022. "Antisipasi kenaikan kasus menjelang libur akhir tahun 2022," katanya dalam diskusi mengenai "Perkembangan Pandemi di Indonesia dan Gejala Pasien COVID-19" yang diakses secara daring di Jakarta, Rabu (16/11/2022).
Ia menjelaskan bahwa saat ini sudah mulai terjadi tren kenaikan kasus COVID-19. "Kecenderungannya dalam minggu-minggu ini masih akan naik, sehingga perlu diantisipasi terutama menjelang libur akhir tahun di mana terdapat potensi peningkatan mobilitas masyarakat," katanya.
Hal tersebut, kata dia, seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan tren kenaikan kasus COVID-19 akibat pengaruh sejumlah subvarian terbaru Omicron di Indonesia dengan puncaknya paling lambat awal Januari 2023. Seluruh pihak, kata dia, perlu berperan aktif dalam memutus rantai penularan virus dengan memperkuat protokol kesehatan dan vaksinasi COVID-19.
"Perlu juga diingat bahwa pemberian dosis penguat atau 'booster' sangat diperlukan, mengingat dalam enam hingga delapan bulan dari penyuntikan vaksinasi kedua, ada kemungkinan penurunan kadar antibodi sehingga perlu dosis penguat," katanya.
Amin juga mengingatkan bahwa meskipun sudah divaksin belum tentu kebal 100 persen dari risiko penularan COVID-19. "Vaksinasi COVID-19 itu penting tapi tidak berarti kalau sudah divaksin maka 100 persen akan kebal. Risiko akan tetap ada sehingga perlu kehati-hatian dan disiplin menerapkan prokes," katanya.
Dia juga menekankan bahwa masyarakat perlu memahami risiko penularan COVID-19. Menurutnya, peran aktif semua pihak dalam mencegah penyebaran COVID-19 sangat diperlukan.
"Pahami risiko COVID-19 sehingga setiap individu juga bisa memahami kenapa harus menjaga diri dari COVID-19 dengan demikian akan bisa menjaga orang lain. Sama-sama menjaga," katanya.
"Perlu diingat bahwa tidak ada orang yang bisa aman dari COVID-19 sebelum semua aman. Kalau semua berperan saling menjaga baru bisa bilang aman. Kalau semua belum aman, masing-masing juga belum aman karena masih ada risiko saling menularkan," tambah Amin.