Wapres BAZNAS Bisa Diperbantukan untuk Penanganan Bencana

Wapres mendorong BAZNAS terus mengoptimalkan perannya.

Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Maruf Amin didampingi Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Ketua Baznas Noor Ahmad saat konferensi pers di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (21/11).
Rep: Fauziah Mursid Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan  Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga yang dapat diperbantukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial mulai dari kemiskinan, angka stunting, dan kebencanaan. Karena itu, Ma'ruf mendorong BAZNAS terus mengoptimalkan perannya sebagai lembaga pengelola dana umat dan kemaslahatan masyarakat.

Baca Juga


"Tentu saja banyak (program) yang belum seluruhnya bisa ditanggulangi oleh APBN atau APBD yang juga memang terbatas, tetapi melalui BAZNAS ini bisa memberikan tambahan-tambahan untuk menyelesaikan kemiskinan,  stunting, dan juga masalah bencana," kata Ma'ruf dalam sambutannya di acara Silaturahim dengan Pimpinan Pengurus BAZNAS se-Jawa Tengah di The Sunan Hotel, Surakarta, Senin (21/11/2022).

Ma'ruf juga menilai peran BAZNAS menjadi strategis karena memiliki perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga efektif memberikan fungsi pemberdayaan kepada masyarakat Indonesia hingga pelosik.

Namun demikian, Ma'ruf menyoroti masih belum optimalkan pengumpulan zakat dari lembaga non APBN tersebut. Dia mengatakan, dari nilai zakat yang dikeluarkan pemberi zakat (muzakki) mencapai Rp70 Triliun, hanya sekitar Rp10 Triliun yang masuk ke BAZNAS.

"Waktu itu Rp70 Triliun tapi yang masuk Rp10 Triliun jadi sepertujuh dari zakat yang dikeluarkan, artinya zakat yang keluar dari muzakki hanya sepertujuh ke lembaga, yang lain tidak dari lembaga," ujarnya.

Ma'ruf mengatakan, ini menandakan kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelola zakat masih kurang. "Ini yang perlu kita pikirkan bagaimana para muzakih ini lebih percaya ke BAZNAS daripada membagikan sendiri atau dibagikan melalui lembaga non-BAZNAS," ujarnya.

Dia menilai perlunya berbagai upaya untuk mengejar potensi zakat yang masih belum tergali optimal. Saat ini kata dia, realisasi zakat yang terkumpul baru 10 persen dari potensi zakat di seluruh Indonesia.

"Jadi 10 persen dari potensi, realisasinya baru 10 persen berarti masih harus 90 persen lagi, kalau sudah 90 persen saya kira tidak akan ada orang miskin lagi di Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini berharap BAZNAS terus memberikan literasi ke masyarakat mengenai zakat. Dia juga meminta BAZNAS dari pusat sampai daerah terus mengoptimalkan pengumpulan zakat.

"Potensi zakat ini harus terus dilakukan Saya lihat ada beberapa hal yang memang jadi kendala, salah satunya pemahaman, literasi pemahaman masy yang belum utuh," ujarnya.

"Dengan edukasi yang kuat, Insya Allah dengan dakwah yang kita jalankan, bahwa zakat BAZNAS akan terus memperoleh hasil yang lebih baik lagi," tambahnya.

Ketua BAZNAS RI Noor Achmad melaporkan beberapa program BAZNAS yang telah dilaksanakan terkait pengentasan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting. Dia menyampaikan optimismenya dengan kenaikan pengumpulan dana ZIS di Indonesia, maka program prioritas pemerintah dapat terimplementasi dengan baik.

"Dalam rangka untuk umat, bagaimana stunting bisa teratasi, bagaimana pengentasan kemiskinan bisa teratasi melalui zakat," kata Noor Achmad.

"Alhamdulillah perolehan ZIS di Indonesia meningkat. Insya Allah kami juga sangat berharap perolehan ZIS di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Tengah juga meningkat seperti halnya di pusat," tandasnya.

Hadir dalam silaturahim tersebut, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, Ketua Umum BAZNAS RI Noor Achmad, Ketua BAZNAS Provinsi Jawa Tengah Ahmad Darodji dan Ketua BAZNAS Daerah dan Kabupaten seluruh Jawa Tengah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler