Tips Rumah Tangga Awet Sampai Akhir Hayat
Ada formula agar kehidupan rumah tangga awet sampai akhir hayat.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ada formula agar kehidupan rumah tangga awet sampai akhir hayat. Formula ini juga yang telah diajarkan dalam Islam. Formula ini dirancang secara khusus untuk mencegah terjadinya konflik bahkan krisis dalam rumah tangga.
Dalam buku tafsir Kementerian Agama dijelaskan, cara tersebut adalah dengan selalu fokus pada kelebihan dan kebaikan yang terdapat pada pasangan. Jika suatu hari terjadi hal yang tidak menyenangkan pada pasangan, cara terbaik mengatasi sekaligus mencegah munculnya konflik adalah dengan bersabar.
Sebab, mungkin saja, di balik hal yang dianggap tidak menyenangkan tersimpan banyak kebaikan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:
"Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." (QS An-Nisa ayat 19)
Dalam Islam, rumah tangga adalah tempat mendapatkan ketenangan dan kedamaian. Islam memandang hubungan suami istri sebagai hubungan kasih sayang dan suka-cita. Rumah tangga dalam pandangan Alquran ditegakkan atas dasar kebebasan untuk memilih pasangannya.
Dengan demikian, rumah tangga yang dibangun tegak di atas pondasi berupa saling merespons, saling simpati, dan saling mencintai. Sayyid Qutub dalam Fii Zilalil Qur'an menyampaikan, hanya Islam yang meminta kalangan suami untuk bersabar terhadap hal yang tidak disukainya pada diri istri.
"...Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya." (QS An-Nisa ayat 19)
Hikmah utama di balik kesabaran itu ialah supaya ikatan perkawinan tidak mudah terputus karena lintasan pikiran yang cuma sesaat. Juga demi mempertahankan ikatan pernikahan agar berubah menjadi kapal pecah hanya karena emosi sesaat.
Hikmah lainnya yaitu untuk menjaga dan merawat kewibawaan lembaga kemanusiaan terbesar, pernikahan. Supaya tidak dijadikan sebagai sasaran meledaknya emosi yang bisa dengan mudahnya berubah.