Penyebab Kuatnya Efek Gempa Cianjur Menurut Badan Geologi

Hingga Senin malam, Ridwan Kamil mengumumkan 162 meninggal akibat gempa Cianjur.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga menunjukkan rumah yang rusak akibat gempa bumi di Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022). Berdasarkan data dari Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 19.34 WIB jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi mencapai 62 orang. Republika/Abdan Syakura
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Meiliza Laveda, Riga Nurul Iman

Baca Juga


Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan keberadaan endapan kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda dan aluvial sungai memperkuat efek guncangan gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) pada pukul 13:21 WIB tercatat berkekuatan magnitudo 5,6.

"Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Hendra Gunawan dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin.

Berdasarkan analisis geologi, morfologi wilayah Kabupaten Cianjur pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara Gunung Gede. Selain itu, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas sesar, hingga Senin malam telah menewaskan 162 orang dan ratusan orang luka-luka akibat tertimpa bangunan yang runtuh. Pusat gempa bumi berada pada koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur, sekitar 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, pada kedalaman 10 kilometer. Kejadian gempa bumi itu tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.

Badan Geologi mengimbau adanya peningkatan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non struktural mengingat Kabupaten Cianjur tergolong rawan gempa bumi dengan skala intensitas lebih dari VIII MMI. Intensitas guncangan gempa VIII MMI dapat menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat; retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh; serta air menjadi keruh.

Menurut analisis Badan Geologi, kejadian gempa bumi di Kabupaten Cianjur tersebut diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya sesar permukaan dan bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.

"Bangunan di Kabupaten Cianjur harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," kata Hendra Gunawan.

 


 

Sesar Cimandiri

Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) siang pukul 13.21 WIB diketahui juga dirasakan goyangannya hingga wilayah Jabodetabek. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa Cianjur merupakan gempa yang diakibatkan oleh patahan geser yang diduga akibat pergerakan dari sesar Cimandiri.

"Diduga ini merupakan pergerakan dari sesar Cimandiri,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.

Menurut studi Teknik Geologi Universitas Padjajaran, Sesar Cimandiri merupakan sesar tua yang terbentuk selama berlangsungnya orogenesa tahap II, yaitu pada waktu Akhir Eosen Tengah. Pada saat itu, batuan sedimen Formasi Ciletuh berumur Eosen Tengah yang terbentuk di dalam Cekungan Depan Busur sudah terangkat ke permukaan.

“Sesar ini terus aktif hingga menyebabkan terbentuknya tinggian purba (paleohight) antara Lembah Ciletuh dan Lembah Cimandiri,” kata salah seorang penulis Iyan Haryanto.

Haryanto menjelaskan Sesar Cimandiri terdiri atas dua sesar regional yang pertama sebagai sesar naik yang dicirikan oleh deformasi lipatan batuannya yang umumnya tegak, dan sebagai sesar normal yang dicirikan dengan terbentuknya gawir sesar dengan kemiringan di atas 50 derajat.

Baca juga : Mengenal Sesar Cimandiri, Penyebab Gempa Cianjur

Sementara itu, dalam jurnal Universitas Gadjah Mada yang ditulis oleh Muhammad Adis Suryo, Sesar Cimandiri telah menyebabkan beberapa gempa bumi. Yakni, Gempa Pelabuhan Ratu (1900), Gempa Padalarang (1910), Gempa Conggeang (1948), Gempa Tanjungsari (1972), Gempa Cibadak (1973), Gempa Gandasoli (1982), dan Gempa Sukabumi (2001).

Hingga Senin malam, jumlah warga yang meninggal dunia akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 162 orang. Dari ratusan orang korban tersebut mayoritas anak-anak.

"Setelah koordinasi selama satu jam dalam penanganan bencana, pertama kejadian gempa pukul 13.20 WIB berlangsung tidak lama 30 detik di bawah satu menit," ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau sering disapa Kang Emil kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Cianjur, Senin (21/11/2022) malam.

Emil menuturkan, pusat dampak luar biasa berada di Kecamatan Cugenang karena daya rusaknya luar biasa. "Tercatat 162 meninggal dunia dan 326 luka-luka mayoritas patah tulang berhubungan karena tertimpa bangunan roboh," ungkap dia.

Selain itu ada sebanyak 13.784 pengungsi yang akan disebar 14 titik pengungsian. Rumah rusak 60 persen hingga 100 persen mencapai 2.345 unit.

Selanjutnya, dua atau tiga lokasi jalan terisolir jalan nasional dan dilaporkan kembali normal. Di lokasi itu ada lima mobil terperangkap dan laporan belum masuk terevakuasi atau tidak.

Baca juga : Gempa Susulan di Cianjur Capai 117 Kali

"Jalan kabupaten terisolir mayoritas meninggal anak-anak," cetus Emil.

Menurut Emil, peristiwa gempa terjadi ketika anak-anak sekolah di madrasah melanjutkan sekolah umum di madrasah. Sehingga banyak korban meninggal di pesantren. 

Emil juga menuturkan, sebagian saluran listrik di Kabupaten Cianjur padam. Baru 20 persen jaringan listrik bisa hidup lagi.

"Mohon maaf kami bekerja keras tiga harian seluruh agar listrik normal lebih cepat dan ambil bantuan terdekat memulihkan," imbuh gubernur.

Saluran air pun lanjut Emil, terkendala karena pipa PDAM tergeser jauh. Diperkirakan baru sepekan ke depan akses air normal dan kini solusi tangki air diperbantukan dari Sukabumi dan Bandung.

"Rumah sakit ada tiga di Cianjur dan malam ini melakukan tindakan," ungkap Emil.

 

Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust - (Republika)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler