Sidebar

Keistimewaan Khadijah binti Khuwailid

Tuesday, 22 Nov 2022 20:07 WIB
Khadijah binti Khuwailid salah satu istri Rasulullah SAW, ilustrasi

IHRAM.CO.ID, Kedatangan Islam di bumi Arab 14 abad lalu tidak saja telah mengakhiri masa jahiliah, tapi juga mendorong tumbuhnya emansipasi perempuan. Pada masa itu, perempuan mendapat hak yang sama dalam hal pemikiran serta peranan. Bahkan, dengan gagah, tak sedikit dari mereka terjun ke medan perang.

Baca Juga


Kiprah mereka menjadi sumbangan penting bagi kemenangan Islam, yang pada akhirnya mendorong masyarakat berduyun-duyun masuk Islam. Kontribusi itu bahkan juga datang dari perempuan-perempuan terdekat Rasulullah SAW.

Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah sekaligus orang pertama yang masuk Islam, adalah salah satunya. Ia merupakan seorang janda dan saudagar yang kaya saat Rasulullah menikahinya. Selama mendampingi sang Rasul, Khadijah mengorbankan seluruh harta bendanya untuk berjihad dan membiayai perjuangan suaminya dalam menyiarkan Islam.

Rasulullah begitu mencintai Khadijah sehingga beliau begitu kehilangan saat sang istrinya itu wafat, tiga tahun sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Perempuan yang dinikahi Rasulullah setelah Khadijah wafat, Aisyah binti Abi Bakr, dikisahkan kerap menaruh perasaan cemburu karena Rasulullah kerap membicarakan Khadijah dengan berbagai kebaikan dan pujian.

Saat Aisyah memberanikan diri untuk menanyakan perihal itu, Rasulullah menjawab, “Aku belum menemukan seorang istri yang lebih baik darinya (Khadijah). Ia beriman padaku ketika semua orang, bahkan anggota keluarga dan sukuku sendiri tidak percaya, dan menerima bahwa aku benar-benar seorang nabi dan rasul Allah. Ia masuk Islam, merelakan semua kekayaan dan hal-hal duniawinya untuk membantuku menyebarkan kepercayaan ini, termasuk saat seluruh dunia berbalik melawan dan menganiayaku. Selain itu, melaluinya Allah memberkatiku dengan anak-anak.”

Pun demikian Aisyah, perempuan yang dinikahi Rasulullah saat berusia sembilan tahun. Ia dikenal sebagai sosok perempuan cerdas yang banyak menyumbangkan pemikiran bagi kemajuan ilmu pengetahuan Islam. Ia melalui hari-harinya dengan siraman ilmu dari Rasulullah, sehingga Ai syah tumbuh menjadi tokoh Muslimah yang memiliki wawasan keilmuan sangat luas. Ia, misalnya, dikenal sebagai tokoh wanita yang mumpuni dalam persoalan faraid (ilmu waris) serta hukum halal dan haram. Ia juga merupakan salah satu perawi hadis tepercaya.

Urwah bin Zubair (putra Asma, saudara perempuan Aisyah) berkata, “Saya tidak menemukan orang yang lebih pandai dalam masalah peradilan dan pembicaraan tentang jahiliah, serta tidak ada pula yang lebih sering meriwayatkan syair, lebih pandai dalam masalah faraid dan pengobatan (kedokteran) selain Aisyah.”

Karena kecerdasan Aisyah itu, Rasulullah menjadikannya juru berita dalam banyak hal mengenai persoalan agama. Hal itu karena keterangan yang diberikannya selalu dapat diterima dan me mu askan banyak orang.

Berita terkait

Berita Lainnya