Laporan Terbaru WHO-CDC: Campak Sudah di Depan Mata untuk Jadi Ancaman Global

Satu hingga dua tahun ke depan jadi masa menantang dalam usaha mitigasi campak.

ANTARA/Fauzan
Petugas menyuntikkan vaksin campak kepada seorang anak saat imunisasi door to door di Sukasari, Kota Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). Pandemi Covid-19 telah menurunkan cakupan vaksinasi campak.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS merilis sebuah laporan baru yang menunjukkan bahwa campak merupakan ancaman global yang sudah di depan mata. Campak memang sangat menular, namun hampir seluruhnya dapat dicegah melalui vaksinasi.

Kendalanya, pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan cakupan vaksinasi dan surveilans untuk penyakit tersebut. Diperlukan cakupan vaksinasi 95 persen untuk mencegah wabah di antara populasi.

"Ini rekor tertinggi, hampir 40 juta anak melewatkan dosis vaksin campak pada 2021 karena rintangan yang diciptakan oleh pandemi Covid-19," kata WHO dan CDC dalam pernyataan bersama.

"Walaupun kasus campak belum meningkat secara dramatis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sekaranglah waktunya untuk bertindak," ujar pemimpin eradikasi campak WHO, Dr Patrick O'Connor, seperti dilansir laman NBC News, Kamis (24/11/2022).

Baca Juga



Menurut O'Connor, 12 sampai 24 bulan mendatang akan menjadi masa yang sangat menantang dalam upaya memitigasi campak. Ia menyebut kombinasi faktor-faktor, seperti penerapan jaga jarak fisik dan sifat siklus campak, dapat menjelaskan alasan belum ada ledakan kasus meskipun kesenjangan kekebalan telah melebar.

"Tetapi, kondisi itu dapat berubah dengan cepat karena sifat campak yang sangat menular," ujar O'Connor.

Badan kesehatan PBB telah melihat peningkatan wabah besar yang mengganggu sejak awal tahun, meningkat dari 19 menjadi hampir 30 pada September. Ia menyebut bahwa dia sangat khawatir tentang bagian sub-Sahara Afrika.

Pekan lalu, departemen kesehatan masyarakat di Columbus, Ohio, melaporkan wabah campak dengan 24 kasus aktif, menurut afiliasi NBC News, WCMH. Semua kasus itu terjadi pada anak-anak yang tidak divaksinasi.

Kasus campak sering dimulai dengan gejala demam kemudian ditandai dengan ruam yang biasanya mulai menyebar dari wajah dan leher setelah beberapa hari. Virus dapat bertahan di udara dan di permukaan hingga dua jam.

Orang yang terinfeksi dapat menularkan virus hingga empat hari sebelum dan sesudah ruam muncul, menurut WHO. Tidak ada antivirus khusus untuk mengobati campak.

Laporan baru memperkirakan bahwa pada tahun 2021, sekitar 128 ribu orang meninggal karena campak di seluruh dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler