Platform Gotoko Ungkap 2,5 Juta Warung Terkendala Penuhi Kebutuhan Dagang
Rantai distribusi yang kompleks membuat pemilik warung belanja ke banyak distributor.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform digital, Gotoko mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan masih ada 2,5 juta warung belum terhubung secara langsung dengan brand principals atau underserved retailers. Hal ini kerap menjadi kendala pemilik dalam memenuhi kebutuhan barang dagangannya dengan efisien.
CEO dan President Director Gotoko Gurnoor Singh Dhillon mengatakan kompleksitas rantai distribusi membuat pemilik warung perlu berbelanja ke banyak distributor dengan harga yang kurang bersaing. Kemudian adanya tantangan pengiriman yang membuat pemilik warung perlu mengeluarkan waktu, energi, dan biaya lebih besar yang membuat biaya operasional makin tinggi.
“GOTOKO fokus untuk memastikan kebutuhan pemilik warung dapat terpenuhi dengan menyediakan beragam produk dengan harga yang kompetitif dan jaminan waktu pengiriman. GOTOKO hadir bukan sebagai disruptor, melainkan sebagai enabler yang bertujuan untuk meningkatkan layanan underserved retailers dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pelanggannya,” ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (25/11/2022).
Menurutnya saat ini Gotoko telah beroperasi di 37 kota/kabupaten pada 13 cluster di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Adapun jangkauan operasi Gotoko turut didukung sejumlah warehouse guna mengoptimalkan layanannya.
Adapun strategi Gotoko bertajuk Winning in Many Indonesians berfokus pada pengembangan bisnis secara lokal dan mendalam di wilayah-wilayah operasi Gotoko. Menurutnya strategi ini bertujuan tak hanya untuk meningkatkan penggunaan aplikasi, melainkan untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan sekaligus agar dapat terus memberikan dukungan yang optimal bagi warung-warung yang memang sudah menjadi pelanggan Gotoko.
“Fokus kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di berdasarkan kebutuhan dan keinginan tiap wilayah. Misalnya, gudang tidak hanya kami tempatkan berdasarkan kepadatan jumlah underserved retailers, melainkan di lokasi-lokasi strategis untuk mengoptimalkan tingkat layanan pengiriman agar tepat sasaran. Strategi ini pula yang mendasari aksi ekspansi kami ke Jawa-Bali yang telah dilakukan sejak awal semester kedua tahun ini, bahwa kami akan melakukan ekspansi setelah kami berhasil dan dapat memberikan potensi keberlanjutan bisnis di wilayah,” ucapnya.
Dia menyebut melalui model bisnis yang dilakukan, meski baru meluncur pada Agustus 2020 atau saat puncak pandemi, Gotoko telah menjadi salah satu platform e-B2B terbesar di Indonesia. Hal ini terbukti dari pertumbuhan yang tercatat lebih dari 32 kali lipat sejak tahun lalu.
“Pertumbuhan positif yang kami raih tak lepas dari dukungan yang kami peroleh dari sejumlah stakeholders kami. Tentu saja dari para pemilik warung yang ingin terus mengembangkan bisnisnya. Kami Gotoko percaya bahwa teknologi yang kami hadirkan akan dapat membantu pemilik warung menciptakan efisiensi bisnis,” ucapnya.