Realisasi Investasi 2022 On Track Capai Target

Investasi di Jawa dan Luar Jawa yang berimbang dinilai menggembirakan.

Patrick Plul/dpa via AP)
Ilustrasi pembangunan pabrik. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi investasi hingga kuartal III 2022 telah mencapai 74,4 persen dari target.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, realisasi investasi hingga kuartal III 2022 telah mencapai 74,4 persen dari target. Realisasi investasi ini sesuai jalur (on track) untuk bisa mencapai Rp 1.200 triliun hingga akhir 2022 nanti.

Baca Juga


"Sampai sembilan bulan pertama, atau kuartal III tahun ini, target sudah mencapai 74 persen. Saya pikir sudah on track. Meski idealnya harus sudah 75 persen di kuartal III, ini cuma sedikit lagi. Alhamdulillah dengan susah payah kita bisa mencapainya," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Indra Darmawan, Sabtu (26/11/2022).

Selain capaian secara keseluruhan, berimbangnya investasi di Jawa dan luar Jawa serta Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) juga cukup menggembirakan. Perkembangan di luar Jawa menggembirakan, tidak terlalu tertinggal, bahkan di beberapa kuartal sudah melebihi realisasi di Jawa. Begitu juga perimbangan PMA dan PMDN, setelah PMDN menyalip PMA di masa pandemi, PMA kembali pulih dan sedikit menyalip PMDN, tapi tidak jauh. Jadi fitur utamanya masih tetap menarik untuk dilihat.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi RI kuartal III 2022 yang mencapai 5,72 persen turut mendukung arah ekonomi Indonesia yang dinilai masih optimistis. Meski, menurutnya, pemerintah masih akan tetap mewaspadai perlambatan ekonomi dunia yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia karena melambatnya permintaan global. Target untuk mencapai realisasi investasi tahun 2023 yang naik menjadi Rp 1.400 triliun di tengah isu pelambatan ekonomi dunia, cukup menantang.

Kendati menantang, tapi tetap optimistislantaran tahapan investasi yang terus berlangsung melewati masa-masa sulit seperti saat pandemi hingga saat ini. "Mereka (investor) yang tadinya masuk tahap konstruksi, akan mulai masuk tahap produksi. Yang sudah tahap produksi, mulai masuk tahap komersial. Lalu yang sudah masuk tahap komersial, siap-siap masuk tahap ekspansi. Melihat tahapan-tahapan itu kami optimistis terus melihat adanya pergerakan," katanya.

Kementerian Investasi akan mengandalkan upaya pengawalan untuk menjaga laju investasi yang ada. Strategi pengawalan, juga dinilai akan mampu mendorong investor eksisting untuk berekspansi.

Upaya pengawalan meliputi asistensi dan fasilitasi bantuan jika investor mengalami masalah dalam merealisasikan investasinya. Fasilitasi itu juga mencakup masalah perizinan, lahan, hingga kebijakan.

Di sisi lain, upaya untuk menggaet investor-investor baru juga akan terus dilakukan, khususnya meraih pasar-pasar nontradisional. Pemerintah, khususnya Kementerian Investasi, memastikan reformasi perizinan berusaha akan terus dilakukan untuk menjaga iklim investasi di Tanah Air. Hal tersebut berbanding lurus dengan fokus pemerintah terhadap investasi yang berporos pada hilirisasi.

Hilirisasi sumber daya alam yang berfokus pada nilai tambah dinilai mampu menjaga iklim investasi di Indonesia. Saat ini, salah satu proyek hilirisasi yang dinilai dapat berkembang dengan pesat adalah nikel. Melalui nikel, ke depannya Indonesia akan menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik terbesar di dunia.

Pemerintah juga akan tetap mempertahankan kebijakan insentif untuk mendukung daya tarik investasi di dalam negeri. Namun, pemerintah memastikan insentif akan diberikan untuk sektor-sektor pionir yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai tambah.

Kompetisi dunia untuk menggaet lebih banyak investor masuk, membuat pemerintah Indonesia harus bisa memberikan pelayanan terbaik. Oleh karena itu, Kementerian Investasi tidak sekadar menjual 'cerita'kepada investor tetapi menawarkan proyek investasi dengan hitungan mendetail untuk bisa langsung digarap.

Pemerintah melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sudah menyiapkan47 proyek investasi untuk ditawarkan dan rencananya akan bertambah 22 proyek lagi tahun ini. Uji proyek ini berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs)-nya juga. Minatnya juga cukup besar di beberapa klaster seperti pariwisata, infrastruktur, dan kawasan industri. Tahun ini rencananya bertambah dua klaster di bidang sumber daya alam dan manufaktur.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler