Kehebohan Piala Dunia Bebani Unta di Qatar

Lonjakan wisatawan selama Piala Dunia membuat unta-unta tidak istirahat cukup.

AP Photo/Ashley Landis
Pemandu wisata mengambil foto pasangan di atas unta di Mesaieed, Qatar, 26 November 2022. Kerumunan penggemar Piala Dunia di Qatar yang mencari sesuatu untuk dilakukan di sela-sela pertandingan meninggalkan Doha untuk pengalaman wisata klasik Teluk: mengendarai unta di gurun pasir. Namun lonjakan wisatawan yang tiba-tiba memberi tekanan pada hewan, yang hampir tidak punya waktu untuk beristirahat di antara setiap perjalanan.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, MESAIEED -- Shaheen berbaring di atas pasir dan menutup matanya, tetapi hanya ada sedikit waktu istirahat untuk unta. Penggemar Piala Dunia berbondong-bondong datang ke padang pasir di luar Doha bersiap untuk menunggang unta di bukit pasir yang bergulung.

Baca Juga


Saat Qatar menyambut lebih dari satu juta penggemar untuk Piala Dunia selama sebulan, unta pun harus bekerja lembur. Pengunjung dalam jumlah yang belum pernah dilihat oleh emirat kecil ini bergegas memberikan pengalaman beragam bagi wisatawan, mulai dari menunggang unta, berfoto dengan elang, dan berkeliaran di gang-gang pasar tradisional.

Seperti budaya Teluk lainnya, unta pernah pernah menjadi transportasi penting bagi warga Qatar dan membantu dalam eksplorasi dan pengembangan rute perdagangan. Saat ini, hewan ini menjadi hiburan budaya.

Pada pekan lalu, ratusan pengunjung berseragam sepak bola atau membawa bendera salah satu negara yang berpartisipasi menunggu giliran menunggangi hewan bungkuk itu. Unta yang tidak dapat berdiri haris dipaksa naik oleh pawangnya.

Dengan latar belakang cakrawala kota, unta beristirahat di Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022. - (AP Photo/Manu Fernandez)

Ketika seekor unta mengeluarkan erangan keras, seorang perempuan dari Australia berteriak, “sepertinya mereka dilukai!”. Di dekatnya, sekelompok pria dari Meksiko yang mengenakan thobes Qatar putih dan hiasan kepala berswafoto.

“Sungguh perasaan yang luar biasa karena Anda merasa sangat tinggi,” kata Juan Gaul yang berusia 28 tahun setelah perjalanannya menunggang untan. Penggemar tim Argentina itu mengunjungi Qatar selama seminggu dari Australia.

Memanfaatkan peluang kemeriahan acara olahraga dunia itu adalah para pawang hewan yang bisa menghasilkan beberapa kali lebih banyak dari biasanya. “Ada banyak uang yang masuk,” kata penggembala unta Badui berusia 49 tahun dari Sudan bernama Ali Jaber al Ali.

"Terima kasih Tuhan, tapi ini banyak tekanan," ujarnya.

 

Al Ali datang ke Qatar 15 tahun yang lalu tetapi telah bekerja dengan unta sejak masih kecil. Rata-rata pada hari kerja sebelum Piala Dunia, Al Ali mengatakan, perusahaannya akan menawarkan sekitar 20 perjalanan per hari dan 50 pada akhir pekan.

Sejak Piala Dunia dimulai, Al Ali dan rekan kerjanya menyediakan 500 perjalanan di pagi hari dan 500 perjalanan di malam hari. Perusahaan pun memasok unta lebih banyak, dari sebelumnya hanya ada 15 ekor menjadi 60 ekor.

“Pemandu wisata ingin bergerak cepat, jadi mereka menambah tekanan pada kami," kata Al Ali.

Saat kerumunan terbentuk di sekitar mereka, banyak unta duduk seperti patung dengan moncong kain menutupi mulut dan pelana cerah di tubuh mereka. Bau kotoran memenuhi udara.

Al Ali mengatakan dia tahu kapan seekor binatang lelah dengan menunjukan sikap menolak untuk bangun atau duduk kembali setelah berdiri. Dia dapat mengidentifikasi setiap unta dengan fitur wajahnya.

“Saya orang Badui. Saya berasal dari keluarga Badui yang memelihara unta. Saya tumbuh dengan mencintai mereka,” kata Al Ali.

Seorang pria berswafoto sambil menunggang unta di Mesaieed, Qatar, 26 November 2022. Kerumunan penggemar Piala Dunia di Qatar yang mencari sesuatu untuk dilakukan di sela-sela pertandingan meninggalkan Doha untuk pengalaman wisata klasik Teluk: menunggang unta di padang pasir. Namun lonjakan wisatawan yang tiba-tiba memberi tekanan pada hewan, yang hampir tidak punya waktu untuk beristirahat di antara setiap perjalanan. - (AP Photo/Ashley Landis)

Tapi, lonjakan wisatawan yang tiba-tiba berarti semakin sedikit waktu untuk unta bisa beristirahat di antara perjalanan. Perjalanan singkat hanya berlangsung 10 menit, sementara perjalanan yang lebih lama berlangsung selama 20 hingga 30 menit.

Al Ali menyatakan, biasanya seekor unta bisa beristirahat setelah lima kali perjalanan. Sejak Piala Dunia dimulai, hewan-hewan tersebut dibawa selama 15 hingga 20  perjalan, malah terkadang bahkan 40 perjalanan tanpa istirahat.

 

“Sekarang, orang mengatakan kita tidak bisa menunggu karena mereka punya rencana lain yang harus mereka tuju di tengah gurun,” katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler