Otoritas Iran Hukum Warganya yang Jadi Pendukung Negara Lawan di Piala Dunia

Otoritas kehakiman Iran tutup restoran di ibu kota Teheran karena dukung negara lain

EPA-EFE/Ronald Wittek
Jude Bellingham dari Inggris merayakan setelah mencetak gol pembuka dalam pertandingan sepak bola grup B Piala Dunia FIFA 2022 antara Inggris dan Iran di Khalifa International Stadium di Doha, Qatar, 21 November 2022.
Rep: Alkhaledi Kurnialam Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Otoritas kehakiman Iran menutup restoran di ibu kota Teheran, setelah restoran tersebut memposting komentar yang mendukung tim sepak bola Inggris di Piala Dunia Qatar 2022. Langkah ini dijelaskan situs resmi kehakiman yang dilaporkan media Mizan pada Selasa (22/11/2022).

Mizan tidak mengungkapkan nama restoran tersebut tetapi mengatakan bahwa restoran itu ditutup karena postingan anti-nasionalis di Instagram. Sementara itu, Voria Ghafoori, mantan pemain tim nasional, ditangkap karena menghina dan mendiskreditkan tim sepak bola nasional Iran setelah kekalahan memalukan melawan Inggris.

Dilansir dari The New Arab, Senin (28/11/20222), Pejman Rahbar, seorang jurnalis olah raga veteran juga sempat ditangkap dan diinterogasi selama tiga jam karena mengejek skuad Iran setelah pertandingan pembukaannya di Piala Dunia melawan Inggris.

Pada 21 November, Inggris mengalahkan Iran dengan skor 6-2, dan tim sepak bola nasional Iran mengalami kekalahan terburuk dalam pertandingan internasional sejak 1950. Setelah pertandingan, banyak orang Iran merayakan kekalahan telak tim sepak bola nasional mereka dari Inggris di Piala Dunia FIFA di Qatar dan memposting video perayaan mereka di media sosial untuk menunjukkan penentangan terhadap kemapanan.

Mehdi Chamran, ketua ultra-kanan Dewan Kota Teheran juga mengancam bahwa pihak berwenang tidak akan menoleransi rasa tidak hormat terhadap bendera dan lagu kebangsaan Iran. Ribuan orang Iran dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Qatar, memanfaatkan Piala Dunia untuk mengekspresikan solidaritas dengan pemberontakan antikemapanan di Iran.

Sejak 16 September, setidaknya 416 orang tewas oleh polisi dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) selama protes yang dimulai setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan "polisi moralitas Islam". Ratusan warga Iran di Stadion Internasional Khalifa di Doha selama pertandingan hari Senin mencemooh tim nasional mereka saat lagu kebangsaan Iran dimainkan.

Saat Inggris mencetak gol, fans Iran di stadion merayakan kekalahan Iran. Mereka juga meneriakkan "bajingan, bajingan" pada pemain Iran, sebuah slogan yang digunakan para pengunjuk rasa di Iran untuk melawan polisi dan pasukan IRGC.

Kemarahan terhadap tim sepak bola nasional Iran mendidih bulan lalu ketika para pesepakbola gagal menunjukkan tanda dukungan yang jelas kepada pengunjuk rasa.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler