Kanker Usus Besar tidak Terjadi Begitu Saja, Butuh Waktu Lama
Kanker usus besar bermutasi beberapa kali hingga menjadi ganas.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, Sp.PD-KHOM,FINASIM, FACP, mengatakan, kanker usus besar sebetulnya tidak terjadi secara serta-merta begitu saja. Kanker terjadi akibat tereksposnya sel-sel ke bahan-bahan karsinogen dalam kurun waktu yang cukup lama atau terjadi mutasi beberapa kali hingga menjadi sel ganas.
"Kanker itu membutuhkan waktu. (Kanker) colon atau usus besar itu, dari mulai sel normal sampai menjadi sel kanker membutuhkan antara 5-20 tahun. Kalau dia mulainya dari adenoma atau polip, 5-15 tahun. Cukup lama sebetulnya," kata dia.
Aru menekankan apabila dapat dideteksi pada stadium awal, maka rata-rata kesintasan 5 tahun (five years survival rate) kanker usus besar dapat mencapai 74 persen. Sebaliknya, apabila ditemukan dalam kondisi terlambat, maka kesintasan 5 tahun menjadi turun sebesar 6 persen.
Kanker usus besar yang ditemukan pada stadium lanjut akan menghadapi kesulitan dalam terapi. Hal tersebut, kata Aru, terjadi karena sel prakanker semakin lama dapat berisi beragam sel-sel kanker atau heterogenitas sehingga obat-obatan tertentu tidak mampu mengenai seluruh populasi sel kanker yang ada. Obat-obatan yang dibutuhkan pun akan semakin banyak dan biaya terapi menjadi semakin mahal.
"Ini menyebabkan pengobatannya menjadi sulit karena populasinya (sel kanker) menjadi beragam sehingga obat-obatan seperti kemoterapi dan sebagainya tidak bisa mengenai semua populasi yang ada," ujar dia.
Aru mengingatkan bahwa sel kanker yang ditemukan dalam stadium dini memiliki tingkat kesembuhan yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya agar masyarakat melakukan deteksi dini dengan cara skrining atau pemeriksaan dini melalui fasilitas pelayanan kesehatan.
Apabila kanker usus besar telah memasuki stadium empat dan berkembang ke banyak organ dan jaringan yang jauh, Aru mengatakan bahwa pembedahan mungkin tidak membantu memperpanjang umur seseorang. Pilihan pengobatan lain dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan dapat menghasilkan gejala tambahan yang membuat kualitas hidup seseorang menjadi lebih buruk sehingga perawatan paliatif dapat dijadikan alternatif.