BNPB: 16 Hektare Lahan Siap Dibangun untuk Relokasi Pengungsi Gempa Cianjur

Pemerintah pusat akan membangunkan rumah warga yang rusak dan tak bisa ditinggali.

Republika/Thoudy Badai
Pengungsi berdoa di dalam tenda darurat di Kampung Gasol, Desa Gasol, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Beberapa pengungsi korban gempa Cianjur mengisi waktu malam hari di tenda pengungsian dengan menggelar tahlil atau menyaksikan pertandingan piala dunia. Republika/Thoudy Badai
Rep: Fauziah Mursid Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan pemerintah daerah telah menyiapkan daerah relokasi untuk warga terdampak gempa Cianjur. Nantinya, Pemerintah pusat akan membangunkan rumah warga yang rusak dan tidak bisa ditinggalkan lagi.

Baca Juga


Ini disampaikan Suharyanto saat meninjau wilayah Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku yang merupakan lokasi relokasi bagi warga terdampak bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

"Jadi 16 hektare telah disiapkan. Nanti Bupati dan tim yang akan menentukan siapa dan penduduk mana yang akan pindah ke sini," kata Suharyanto dalam siaran pers BNPB, Kamis (1/12).

Suharyanto mengatakan, bagi warga yang rumahnya direlokasi, akan mendapatkan ganti rumah di tempat yang telah disediakan. Sedangkan rumah yang lama tidak diperbolehkan lagi dihuni masyarakat.

"Begitu yang direlokasi sudah punya rumah dan hak tanah baru, tanah warga yg lama akan dikelola pemerintah agar warga tidak balik lagi ke sana," ujarnya.

"Rumah yang lama akan dijadikan daerah resapan air dan daerah hijau, sehingga tidak dihuni lagi oleh masyarakat karena dikhawatirkan jika gempa terjadi lagi di situ, minimal korbannya tidak banyak," tambahnya.

Kepala BNPB dan rombongan selanjutnya meninjau pembangunan contoh rumah tahan gempa yang akan dibangun oleh pemerintah.  "Rumah Bapak, akan dijadikan contoh bagi warga, tipenya 36 rumah RISHA," ucap Suharyanto.

Sedangkan bagi warga yang rumahnya rusak ringan dapat sambil memperbaiki rumahnya, jika membutuhkan tenda keluarga, secara bertahap akan dilayani dan dilengkapi.

Kemudian, Suharyanto juga meninjau SMPN 1 Cugenang serta melihat kondisi sekolah yang rusak berat sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.

Titik peninjauan terakhir ialah pengungsian di Desa Sarampad yang berada di kaki Gunung Gede Pangrango. Karena akses ke lokasi agak sulit, rombongan memilih berjalan kaki ke pengungsian untuk berdiskusi dan memberikan paket sembako kepada warga.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
 
Berita Terpopuler