Dinsos Jabar: Jangan Ada Warga Korban Gempa Cianjur Timbun Bantuan
Ada sebagian masyarakat yang menolak tenda pengungsian dilokalisasi.
REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Kondisi pengungsi korban gempa bumi Cianjur mulai tertata dengan baik, meski dinamika di lapangan menunjukkan sejumlah fenomena salah satunya penimbunan bantuan.
Menurut Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Dodo Suhendar, urusan pengungsi memang bukan hal yang sederhana. Misalnya, soal bantuan, masih ada warga yang menginformasikan belum mendapat bantuan jika ada pejabat datang padahal bantuan sudah datang dari pihak lain.
“Karena melimpah, ada juga istri RW yang menimbun bantuan, ini dinamika,” ujar Dodo Suhendar dalam acara diskusi “Jabar Gaspol Tanggap Bencana, Cianjur Pulih,” di Hotel Citarum, Bandung, Selasa (6/12/2022).
Selain itu, menurut Dodo, ada sebagian masyarakat yang menolak tenda pengungsian di lokalisir. Mereka, memilih mendirikan tenda mandiri di sawah atau kebun.
Dinsos Jabar sendiri, kata dia, sudah menerjunkan tim layanan psikososial guna mengurangi trauma para pengungsi. Dinsos juga meminta bantuan yang berlimpah tidak dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menimbun. “Jangan ada yang menimbun, ini akan membuat informasi soal bantuan tidak merata muncul, kemarin sempat muncul juga fenomena warga mencegat bantuan,” katanya.
Saat ini, kata Dodo, sudah ada 14 dapur umum di 14 kecamatan yang terdampak gempa magnitudo. Satu dapur umum menurutnya bisa memasok 70.000 nasi bungkus per hari untuk pengungsi.
Dodo menilai, kerja sosial makin ringan karena anggota Tagana dari berbagai wilayah di Indonesia sudah turun ke Cianjur sejak dua pekan lalu. Pasokan makanan pun dikatakan berlimpah. “NTB itu kirim ayam taliwang, Sumatera Barat kirim 3 ton rendang, itu semua buat warga,” katanya
Ada juga, kata dia, 450 pengungsi dari daerah terdampak eksodus ke daerah tidak terdampak seperti dari Cugenang ke Jamali. “Ketika mereka eksodus kita bantu mereka, tapi warga di sana ada yang ikut mendirikan tenda dan jadi pengungsi, yang mampu pura-pura miskin untuk mendapat bantuan,” kata Dodo.
Dodo mengatakan, manajemen logistik kebencanaan harus dikelola dengan baik dan tertata, karena logistik masuk dari banyak pintu namun pintu keluarnya juga banyak. “Untung ada platform digital Pisodapur atau Pusat Informasi dan Koordinasi Gempa Cianjur yang dibat DIskominfo,” katanya.
Pisodapur, kata dia, dibuat untuk memenuhi berbagai kebutuhan logistik warga secara masif dan terukur. Data terakhir mencatat saat ini ada 114.683 warga mengungsi, sementara 42.033 rumah tercatat mengalami kerusakan.