Pengamat Nilai Digelarnya Liga 1 Dipaksakan

Ketidakhadiran penonton juga menjadi catatan.

ANTARA FOTO/Aji Styawan
Pesepak bola PSS Sleman Ze Valente (kiri) berupaya melewati hadangan pesepak bola Bhayangkara Antoni Putro Nugroho (kanan) dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/12/2022). Bhayangkara FC mengalahkan PSS Sleman dengan skor 3-1.
Rep: Fitrianto Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Liga 1 2022 telah kembali digelar Senin (5/12/2022). Pengamat sepakbola nasional, Kesit Budi Handoyo menilai pelaksanaan liga 1 dipaksakan. Ini membuat kompetisi sepak bola tertinggi di tanah air ini kurang greget.

Baca Juga


"Pelaksanaan liga 1 seperti  dipaksakan. Menurut saya belum saatnya izin liga 1 keluar, mengingat persoalan tragedi Kanjuruhan belum jelas penyelesaiannya," kata Kesit dihubungi republika.co.id, Rabu (7/12/2022).

"Kita belum melihat apa saja langkah-langkah konkret PSSI untuk menyelesaikan tragedi tersebut. Saya juga tidak mengerti apa alasan polisi bisa cepat memberi izin," ujar Kesit yang juga Sekum PWI DKI Jakarta ini.

"Semoga saja bukan karena mencari simpati dari para pecinta sepakbola Indonesia yg marah dan kecewa dengan terkait dalam tragedi Kanjuruhan. Apapun tragedi Kanjuruhan tetap harus dituntaskan penyelesaiannya karena ini menyangkut ratusan penonton yg meregang nyawa. Masyarakat harus terus mengawal."

Kesit juga menyatakan adanya piala dunia tidak berdampak besar bagi kurang greget-nya Liga 1. "Kalau pun ada Piala Dunia efeknya tidak terlalu besar bagi sepakbola Indonesia. Artinya, apabila penonton diizinkan hadir ke stadion saya yakin antusiasme penonton kita menyaksikan liga 1 tetap tinggi," kata dia.

"Saya menilai ketidakhadiran penonton lebih karena PSSI dan juga instansi pemberi izin seperti paranoid dengan kejadian Kanjuruhan," ujarnya menegaskan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler