Euforia Piala Dunia Jangan Ganggu Kamtibmas
Kebanyakan pendukung tim nasional Belanda, Argentina, dan Brasil di Kota Ambon.
REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease, Kombes Pol Raja Arthur Simamora mengajak para pendukung tim nasional sepak bola yang sedang berlaga di piala dunia 2022 Qatar untuk tidak bereuforia yang berlebihan sampai mengganggu kamtibmas.
"Saya tidak melarang euforia asalkan tidak mengganggu stabilitas keamanan," kata Kapolresta dalam acara 'Duduk Bacarta Kamtibmas' di Ambon, Rabu (7/12/2022).
Penegasan Kapolresta disampaikan saat melakukan pertemuan dengan para pendukung tim nasional sepak bola dunia menjelang putaran delapan besar piala dunia Qatar terutama pertandingan antara Balanda-Argentina dan Brazil-Kroasia.
Acara duduk bacarita Khamtibmas bersama para pendukung sepak bola dunia ini turut dihadiri Wakapolresta AKBP AKBP Heri Budianto, Kapolsek Bagula, AKP Meity Jacobus Kapolsek Teluk Ambon, Iptu Arif Kapolsek Sirimau, AKP Saly Lewarissa dan Kapolsek Nusaniwe, Iptu Jhon Anakota.
Kebanyakan pendukung tim nasional Belanda, Argentina, dan Brasil di Kota Ambon selalu melalukan konvoi besar-besaran ketika para pemain sepak bola dua negara ini memenangkan sebuah pertandingan.
"Karena ketika dilakukan konvoi, ada masyarakat lain yang dirugikan di situ dan tugas polisi untuk mengaturnya. Kita tidak melarang euvoria asal jangan berlebihan sampai mengganggu hak masyarakat yang lain," tandasnya.
Kapolresta juga telah mengingatkan anggotanya jangan sampai bukan melakukan tugas pengamanan tetapi malahan ikut-ikutan konvoi.
"Memasuki babak dekapan besar nanti, pengamanan akan kita maksimalkan dan kita telah koordinasikan dengan Biro Ops, jadi intinya kekuatan kita akan maksimalkan," akui Kapolresta.
Kekuatan personil akan dimaksimalkan dalam pengamanan dengan melibatkan sebanyak 400 personel.
"Jadi yang tadinya kita dari Polresta kerahkan 200 personel, kini diminta bantuan lagi dari Brimob dan Samapta, kemudian dari Polda Maluku juga melakukan patroli sekala besar," ucapnya.
Polisi tetap menggunakan pola pengamanan dengan cara menyekat ruas-ruas jalan tertentu yang merupakan pintu masuk dan keluar Kota Ambon sehingga massa pendukung tidak saling bertemu di pusat kota.