Kolesterol Bisa Picu Tumor dan Kanker Usus Terbentuk 100 Kali Lebih Cepat

Kolesterol tinggi bukan cuma tingkatkan risiko penyakit jantung.

Instagram dr Pimple Popper
Dr Sandra Lee alias dr Pimple Popper memperlihatkan xanthelasma pada mata pasiennya. Xantelasma merupakan salah satu pertanda kolesterol tinggi, juga bisa karena faktor keturunan. Kolesterol tinggi dapat memicu lajut pertumbuhan tumor.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Stem Cell menunjukkan bahwa kolesterol tinggi dapat berperan dalam perkembangan kanker usus. Melalu studi yang melibatkan tikus, para peneliti menemukan ada hubungan antara diet kolesterol tinggi dan peningkatan risiko kanker usus.

Mereka melihat peningkatan kadar kolesterol hewan meningkatkan laju pembelahan sel induk usus. Hasilnya, ini memungkinkan tumor terbentuk 100 kali lebih cepat.

"Kami sangat kaget menemukan bahwa kolesterol memengaruhi pertumbuhan sel induk di usus, yang pada gilirannya mempercepat laju pembentukan tumor lebih dari 100 kali lipat," ujar dr Peter Tontonotz dari David Geffen School of Medicine di UCLA yang melakukan penelitian, seperti dilansir laman Express, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga



Walaupun hubungan antara kolesterol diet dan kanker usus besar sudah terbukti, belum ada yang menjelaskan mekanisme di baliknya sebelumnya. Selain itu, semakin banyak kolesterol dalam makanan, semakin cepat sel membelah, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tumor.

Meski kolesterol lebih sering dikaitkan dengan penyakit jantung, penelitian ini menyoroti pentingnya mengendalikan kadar kolesterol tidak hanya untuk kondisi ini, tapi juga untuk kanker usus. Apa itu kolesterol tinggi?

Kolesterol tinggi adalah ketika tubuh memiliki terlalu banyak kolesterol, zat lemak-lipid. Namun, ini hanya berlaku untuk satu bentuk kolesterol yang dikenal sebagai kolesterol LDL atau kolesterol lipoprotein densitas rendah.

Kolesterol "jahat" ini membentuk plak di arteri hingga meningkatkan tekanan darah. Ada beberapa cara seseorang dapat menurunkan kadar kolesterolnya yang terlalu tinggi.

Dua dari metode penurunan kolesterol yang paling umum dan paling mudah diakses adalah mengonsumsi makanan seimbang dan berolahraga secara teratur. Olahraga teratur membantu membakar kelebihan berat badan sehingga mengurangi tekanan pada sistem kardiovaskular, sementara diet seimbang yang penuh dengan vitamin dan nutrisi membantu memanfaatkan olahraga itu dan membuat tubuh bekerja lebih efisien dan menjadi lebih bugar.

Jika metode ini tidak berhasil, dokter umum mungkin akan memberikan resep statin. Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah kolesterol yang diproduksi di hati. Sama seperti obat lain, statin juga memiliki beberapa efek samping.

"Akan tetapi, banyak orang yang menggunakan statin tidak mengalami atau hanya mengalami sedikit efek samping," kata National Health Service (NHS) di Inggris.

Efek samping statin biasanya ringan. Orang yang mengonsumsinya bisa mengeluhkan diare, sakit kepala, atau merasa mual.

"Dokter harus mendiskusikan risiko dan manfaat mengonsumsi statin jika ditawarkan kepada pasiennya, risiko efek samping apa pun juga harus diseimbangkan dengan manfaat mencegah masalah serius," kata NHS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler