Pengamat Sebut Heru Cari Panggung dengan Mengganti Slogan Anies
Pergantian slogan dinilai hanya jadi kebijakan fiktif.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat Kebijakan Publik Adib Miftahul mengkritik perubahan slogan Jakarta oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono menjadi ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’. Menurutnya, langkah yang diambil dari Pemerintah Provinsi DKI ini menunjukkan kelemahan utama setiap pemerintah daerah yang kerap membuat kebijakan fiktif.
“Kebijakan fiktif ini lebih kepada untuk nyari panggung, ini kan ga bagus,” kata Adib ketika dikonfirmasi, Selasa (13/12/2022).
Dia menambahkan, ihwal mengganti nama atau slogan hingga rotasi pejabat yang dekat dengan Anies, akan lebih baik jika Heru melanjutkan kebijakan strategis. Selama Anies menjabat, Adib menyebut ada beberapa program yang sebaiknya bisa dilanjutkan.
“Kalau warisan Anies baik ya lanjutkan, kalau jelek ya tinggalkan. Dulu Anies juga saya kritik soal ganti slogan rumah sakit jadi rumah sehat untuk Jakarta,” tegas Direktur Eksekutif Kebijakan Politik Nasional (KPN) itu.
Adib menyarankan, agar Heru bisa berfokus pada tugasnya di Jakarta. Selain beberapa tugas yang diberikan Presiden, peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) lapangan pekerjaan hingga pelayanan mudah seharusnya bisa difokuskan. “Itu yang harusnya dikerjakan,” ujarnya.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan Heru selama dua bulan terakhir hanya melakukan dendam politik. Tak ayal, kata dia, banyak masyarakat yang meragukan dan menilai apa yang dilakukan Heru hanya demi kepentingan politik. “Benar anggapan publik karena disinggung dengan pusat,” katanya.
Oleh sebab itu, kinerja Heru dalam dua bulan terakhir yang merotasi dan mengganti pejabat yang dekat dengan Anies disayangkan Adib. Pasalnya, Heru sebagai representasi dari Istana seharusnya bisa menjalankan tupoksi Pemda DKI dengan memanfaatkan monitoring alih-alih persaingan politik.
Berbeda dengan Adib, Wakil Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta August Hamonangan, mengaku jika slogan yang baru akan diresmikan Heru adalah langkah tepat. Pasalnya, slogan lama DKI ‘Kota Kolaborasi’ dinilai dia kerap disalahartikan oleh warga maupun investor bahwa Pemprov DKI sedang kesulitan dana.
“Cocok dan tepat sekali. Kolaborasi sering disalahartikan DKI kesulitan keuangan, padahal pemakaian APBD justru belum terserap dengan baik dan sesuai prioritas,” kata August.
Dia menyebut, slogan baru ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ merupakan tantangan positif bukan hanya bagi Pemda DKI dan ASN tetapi juga warga secara keseluruhan. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta dipastikan untuk menempatkan slogan baru bertajuk ‘Sukses Jakarta Untuk Indonesia’ di dekat logo Plus Jakarta. Tujuan dari dibuatnya slogan tersebut, untuk mendukung pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Namun demikian, logo tersebut masih menunggu surat keputusan (SK) dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik DKI, Raides Aryanto, mengatakan, penyandingan logo baru dengan Jakarta Plus itu, diharapkan bisa mendukung warga DKI untuk menyinergikan perpindahan ibu kota.
“Serta sebagai bagian dari pelaksanaan program Rencana Pembangunan Daerah (RPD)” kata Raides dalam keterangannya di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Namun demikian, Raides menegaskan, pihaknya tidak akan mengganti logo +Jakarta. Dijelaskan dia, semangat logo lama akan berlanjut dalam RPD 2023-2026 yang sudah ditetapkan. Menurut dia, logo dan semangat yang ada dalam kata ‘Kolaborasi’ tetap diarahkan dalam beberapa isu strategis di banyak program.
Diketahui, Jakarta sebelumnya mempunyai slogan 'Kota Kolaborasi' yang dicanangkan mantan Gubernur Anies Baswedan. Slogan itu, terus digunakan Anies hingga munculnya isu slogan baru di DKI ‘Sukses Jakarta untuk Indonesia’ yang ramai diperbincangkan di media sosial.