Tidak Menderita Diabetes, Perlukah Cek Gula Darah Harian?

Cek gula darah sendiri kian banyak dilakukan dan menjadi tren baru.

Needpix
Cek gula darah sendiri kian banyak dilakukan dan menjadi tren baru.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, memeriksa gula darah sendiri seolah menjadi tren baru, tidak hanya bagi penderita diabetes. Namun, benarkah cek gula darah sendiri bermanfaat memantau gula darah jika tidak menderita diabetes?

Baca Juga


Founder Diet Prediabetes Weisenberger, Jill Weisenberger menjelaskan, kadar gula darah berfluktuasi sepanjang hari, baik bagi penderita diabetes, pradiabetes, atau tidak sama sekali. Menurut CDC, kadar gula darah orang sehat berkisar antara 70 hingga 140 mg/dL tergantung pada asupan makanan, olahraga, dan lainnya.

"Jika Anda tidak menderita pradiabetes atau diabetes, dan gula darah Anda berfluktuasi dalam kisaran normal, tidak perlu mengukur kadar gula darah,” kata Weisenberger dilansir Eating Well, Rabu (14/12/2022).

Banyak orang menggunakan monitor genggam kecil dengan strip glukosa dan jarum kecil untuk mengambil darah dari jari. Hal ini membuat monitor glukosa menjadi lebih populer. 

Menurut Penulis buku masak dan pemilik Dana White Nutrition, Inc, Dana Angelo White mengatakan, ia melihat tidak ada gunanya memantau gula darah jika tidak menderita diabetes. "Sebagai percobaan sementara, mungkin menarik untuk memantau fluktuasi gula darah yang terjadi selama makan, tidur, dan berolahraga,” ujar White.

 

Diet diabetes

The American Diabetes Association menciptakan 'Diabetes Plate Method' untuk membantu penderita diabetes merencanakan makanan mereka dengan lebih praktis. Meskipun demikian, orang tanpa diabetes juga dapat menggunakan metode ini.

Pertama, isi setengah piring dengan sayuran nonstarki. Contoh sayuran nonstarki, antara lain artichoke, bit, brokoli, kol, wortel, seledri, lobak, tomat, lobak, dan salad sayuran. Sayuran nonstarki tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar gula darah.

Kedua, isi seperempat piring dengan protein tanpa lemak. Protein digunakan dalam tubuh untuk struktur sel, memproduksi hormon seperti insulin, dan banyak fungsi lainnya. Makanan berprotein tinggi, seperti ikan, ayam, daging, produk kedelai, dan keju, disebut makanan berprotein. Anda dapat memilih opsi protein hewani atau nabati.

Ketiga, isi seperempat terakhir piring dengan makanan berkarbohidrat. Makanan karbohidrat termasuk biji-bijian, sayuran bertepung, buah-buahan, serta susu dan yogurt. 

Pilihlah biji- bijian utuh jika memungkinkan, termasuk pasta gandum, beras merah, quinoa, dan bulgur. Sayuran bertepung, seperti biji pohon ek dan butternut, jagung, kacang hijau, parsnip, pisang raja, dan kentang. Legum dan kacang-kacangan juga bisa menjadi bagian dari seperempat piring ini, karena menyediakan karbohidrat dan protein. 

Contohnya, kacang, edamame, lentil, dan selai kacang, kacang polong, dan tahu. Buah dan produk susu juga termasuk dalam seperempat piring ini. Artinya, Anda bisa memilih salad buah atau yogurt daripada biji-bijian atau sayuran bertepung untuk dimasukkan ke dalam seperempat piring.

Keempat, tambahkan air atau minuman nol kalori lainnya untuk melengkapi makanan. Minuman dapat memengaruhi berat badan dan glukosa darah. Pilih air, seltzer, teh atau kopi biasa panas atau dingin—tanpa atau hanya dengan sedikit bahan tambahan seperti krim, gula, susu, atau krimer nonsusu.

Kelima, pilih lemak sehat dalam jumlah kecil. Lemak sehat dapat ditambahkan ke bagian mana pun dari piring. Misalnya, tambahkan satu sendok makan kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, atau vinaigrette ke dalam salad. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler