Belajar dari Qatar, Erick Thohir: Maju tanpa Meninggalkan Budaya

Qatar menginvestasikan 300 miliar dolar AS sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022

Istimewa
Erick Thohir akrab menyapa dan ngobrol bareng para mantan bintang lapangan hijau di Piala Dunia Qatar 2022.
Rep: m nursyamsi Red: Hiru Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kagum dengan penyelengaraan Piala Dunia 2022. Erick menilai transformasi yang Qatar telah berhasil secara pesat.

Erick mengatakan keseriusan Qatar dalam menjadi tuan rumah Piala Dunia tergambar dari besaran investasi hingga 300 miliar dolar AS. Angka tersebut menjadikan Qatar sebagai rumah rumah termahal sepanjang sejarah Piala Dunia.

"Tetapi ini kan tidak hanya sepak bola, ada juga bagaimana infrastruktur hingga hotel semua dibangun. Kita lihat Doha seperti kota baru. Kalau kita lihat 6-7 tahun yang lalu tidak seperti ini, saya pertamakali ke Doha pada 2015 tidak seperti ini, yang ini menjadi sesuatu yang luar biasa," ujar Erick di Doha, Qatar, Sabtu (17/12/2022).

Erick juga memuji keteguhan prinsip Qatar dalam mempertahankan nilai-nilai budayanya. Mantan Presiden Inter Milan tersebut menilai Qatar berhasil melakukan modernisasi tanpa menghilangkan adat istiadatnya, hal ini terlihat dalam penyelengaraan Piala Dunia 2022.

"Qatar bisa mempertahankan budayanya, kita bisa lihat mereka sangat menjaga adat istiadat tanpa menutup globalisasi. Kita harus menjadi negara maju, tetapi juga jangan jadi negara maju tanpa kultural, nah ini menjadi sesuatu yang menarik dari apa yang kita pelajari di Qatar," kata Erick.



Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler