Akhirat dan Hari Akhir, Apa Bedanya?
Dalam Alquran, Hari Akhir disebut sebanyak 26 kali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Alquran, Al-Yaum Al-Akhir atau Hari Akhir disebut sebanyak 26 kali. Sedangkan Al-Akhirah atau akhirat disebut sebanyak 115 kali.
Ar-Ragib Al-Asfahani dalam buku tafsir Kementerian Agama menjelaskan makna keduanya. Menurutnya, Hari Akhir dan Akhirat memiliki arti 'akhir' atau 'yang kemudian', yang menjadi lawan dari 'awal'.
Al-Akhir umumnya dikaitkan dengan 'yaum' sehingga menjadi Al-Yaum Al-Akhir yang bermakna Hari Akhir atau Hari Kiamat. Sedangkan 'Al-Akhirah', atau akhirat, umumnya dikaitkan dengan 'dar' yang bermakna negeri atau kampung seperti dalam ungkapan ad-Dar al-Akhirah (negeri akhirat).
Karena itu, Hari Akhir atau Hari Kiamat sejatinya bukan akhir, melainkan proses yang dilalui terlebih dulu sebelum sampai di negeri akhirat. Allah SWT berfirman, "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur." (QS Al-Hajj ayat 7)
Adapun ayat berikut ini memaparkan soal apa saja yang terjadi pada hari akhir atau hari kiamat. Allah SWT berfirman:
"Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah)." (QS Az-Zumar ayat 68)
Dalam sebuah hadits, juga dijelaskan mengenai tanda-tanda akan datangnya Hari Kiamat. Ini disampaikan dalam kitab Fathul Baari karya Ibnu Hajar al-Asqolani.
Rasulullah SAW bersabda, "Kiamat tidak terjadi sampai kalian melihat sepuluh tanda: Asap; Dajjal; binatang melata; terbitnya matahari dari barat; turunnya Isa bin Maryam; Ya'juuj dan Ma’juuj; tiga gempa (di timur, barat dan Jazirah arab), dan yang terakhir adalah api yang keluar dari 'And yang menggiring manusia ke Makhsyar." (HR Muslim)
Dalam hadits riwayat Bukhari, dari jalur Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Hari Kiamat tidak terjadi sampai matahari terbit dari arah terbenamnya. Jika tanda ini telah muncul, seluruh manusia menjadi beriman. Keimanan manusia saat itu tidak bermanfaat bagi dirinya, bagi yang awalnya tidak pernah beriman, juga bagi yang awalnya belum pernah berbuat baik dalam keimanannya." (HR Bukhari)