Harga Minyak Turun, Pemerintah Diminta Ikut Turunkan Harga Pertalite

Sudah ada beberapa negara maju seperti Inggris dan Amerika yang menurunkan harga BBM.

Republika/Putra M. Akbar
Petugas melayani pengisian BBM jenis Pertalite di Jakarta, (ilustrasi). Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto menuntut pemerintah untuk menurunkan harga Pertalite imbas turunnya harga minyak dunia.
Rep: Amri Amrullah Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi VII DPR RI Rofik Hananto menuntut pemerintah untuk menurunkan harga Pertalite imbas turunnya harga minyak dunia. Dilansir dari Bloomberg per 17 Desember 2022, harga minyak dunia yang sebelumnya menyentuh angka 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel kini berada di angka 74,29 dolar AS.

Rofik mengatakan, seharusnya penurunan harga minyak dunia juga diikuti dengan turunnya harga BBM bersubsidi di dalam negeri juga. Terlebih, sudah ada beberapa negara maju seperti Inggris dan Amerika yang sudah menurunkan harga BBM-nya terlebih dahulu.

“Masyarakat di dunia menikmati turunnya harga, sementara masyarakat kita yang ekonominya masih susah ini tidak ikut menikmatinya,” ujar Rofik dalam keterangannya, Ahad (18/12/2022), lalu.

Ia juga mempertanyakan alasan pemerintah tidak menurunkan harga BBM subsidi dikarenakan Pertalite belum mencapai harga keekonomian. Menurutnya, dana kompensasi dan subsidi pemerintah sebelumnya sudah dialokasikan dengan asumsi 100 dolar AS per barel.

Karena itu, menurut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, sudah seharusnya ketika harga minyak dunia turun begitu pula dengan harga BBM subsidi. “Jadi dana ini sudah menjadi hak masyarakat. Sehingga, kalau level harga minyak mentah sudah di bawah asumsi ya otomatis harus turun juga harga BBM-nya,” jelas Rofik.

Ia menjelaskan, penurunan harga BBM bersubsidi ini seharusnya dilakukan sejak Agustus 2022 lalu, di mana ketika itu harga minyak dunia juga sudah mengalami penurunan. Untuk itu, Rofik menekankan pemerintah untuk konsisten dengan penggunaan dana kompensasi dan subsidi yang sudah dialokasikan tersebut.

Terlebih, menurut dia, dana tersebut tercantum dalam APBN yang juga disepakati dengan DPR. Rofik menilai, sikap pemerintah yang inkonsisten ini dapat memunculkan kecurigaan masyarakat terhadap upaya pembangunan pemerintah lainnya.

“Apalagi saat ini sebagian publik menengarai banyaknya alokasi anggaran yang tidak tepat seperti anggaran negara untuk kereta cepat, pembangunan IKN, rencana pemberian insentif subsidi untuk pembelian kendaraan listrik dan lain-lain,” ungkapnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, saat ini harga jual Pertalite yang sebesar Rp 10 ribu per liter sejak dinaikkan pada 3 September 2022 lalu, memang sudah mulai mendekati harga keekonomiannya.

Walau begitu, belum ada wacana pemerintah menurunkan harga BBM RON 90 itu. Lantaran, harga jual Pertalite saat ini masih di bawah harga keekonomian.


Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler