Arsul Sani: DPR Masih Bicarakan Revisi KUHAP
Arsul sepakat apakah nantinya berbentuk KUHAP baru atau perubahan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani mengatakan DPR masih melakukan pembicaraan untuk memutuskan akan melakukan perubahan atau penggantian terhadap Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Pembahasan didasari pada evaluasi setelah berlaku selama kurang lebih 40 tahun.
"Terkait dengan KUHAP ini yang akan dilakukan penggantian seperti KUHP atau perubahan, revisi, dengan menambahkan hal-hal yang belum ada, belum sempurna di KUHAP," kata Arsul pada kegiatan Peluncuran Penelitian Audit KUHAP: Studi Evaluasi terhadap Keberlakuan Hukum Acara Pidana Indonesia oleh Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) dipantau secara daring di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Arsul menyebut akan menyepakati apa pun keputusan yang nantinya diambil terhadap perubahan ataupun penggantian KUHAP. "Nanti pilihannya apakah bentuknya KUHAP baru atau perubahan, saya kira saya sepakat," ucapnya.
Ia pun mengatakan bahwa berdasarkan kesepakatan informal antara Komisi III DPR RI dan Pemerintah yang diwakili Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RUU perubahan KUHAP akan menjadi inisiatif DPR. "Permintaan dari Pemerintah sebaiknya menjadi inisiatif DPR, jadi RUU inisiatif DPR," ucapnya.
Arsul menyebut RUU perubahan KUHAP akan menjadi inisiatif DPR karena prosesnya akan lebih mudah bila dibandingkan inisiatif pemerintah lantaran terdapat sejumlah rumpun lembaga penegak hukum. "Karena di jajaran rumpun kekuasaan hukum itu ada Polri, ada kejaksaan, ada KPK, ada juga lembaga lain yang punya juga penyidik, PPNS, tentu tidak mudah," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya menyelesaikan RUU perubahan KUHAP yang masuk ke dalam RUU Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2023 di sisa masa jabatan anggota dewan yang akan berakhir pada tanggal 30 September 2024. Namun, lanjut dia, mengingat tahun depan sudah memasuki tahun politik maka sekiranya RUU perubahan KUHAP tidak dapat diselesaikan di sisa periodenya lantas akan menjadi RUU bawaan (carry over) pada kepemimpinan anggota dewan selanjutnya.