Yogyakarta Antisipasi Potensi Kenaikan Inflasi pada Desember
Kadri memastikan ketersediaan bahan pokok cukup aman.
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi potensi kenaikan inflasi pada Desember yang salah satunya dipicu oleh aktivitas wisata pada libur panjang akhir tahun.
"Tidak ada masalah dari ketersediaan bahan pangan tetapi memang dari pemantauan ada sedikit kenaikan harga sejumlah bahan pokok. Ada beberapa skema yang kami siapkan untuk intervensi," kata Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kadri Renggono di sela rapat pleno pengendalian inflasi di Yogyakarta, Selasa .
Intervensi yang masih memungkinkan untuk dilakukan adalah memastikan komunikasi dan koordinasi antarpihak agar tidak ada kelangkaan bahan kebutuhan pokok di pasar.
"Misalnya, ada salah satu bahan pokok yang ketersediaannya mulai menipis. Maka, dibutuhkan komunikasi dan koordinasi agar ketersediaan bahan pokok tersebut kembali cukup dengan mendatangkan bahan tersebut dari daerah yang surplus," katanya.
Menurut dia, kecepatan komunikasi dan distribusi dalam memastikan ketercukupan bahan kebutuhan pokok menjadi salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi libur akhir tahun karena dimungkinkan permintaan konsumen mengalami kenaikan.
Salah satu bentuk koordinasi pemenuhan kebutuhan pokok yang ditempuh Pemerintah Kota Yogyakarta adalah menandatangani kesepakatan bersama dengan Kabupaten Sleman untuk pemenuhan beberapa komoditas seperti beras dan cabai.
Sedangkan, untuk intervensi dalam bentuk operasi pasar, dinilai tidak dimungkinkan karena sudah menjelang akhir tahun sehingga pertanggungjawaban justru akan sulit.
Salah satu kendala yang dialami Kota Yogyakarta dalam pengendalian inflasi adalah kota tersebut menggantungkan pemenuhan kebutuhan bahan pokok pada pasokan dari daerah lain.
Namun demikian, Kadri memastikan ketersediaan bahan pokok cukup aman karena berdasarkan informasi dari Bulog, stok beras mencapai 4.100 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan, begitu pula dengan bahan pokok lain seperti minyak goreng, tepung terigu, dan gula pasir.
Kenaikan inflasi di Kota Yogyakarta terjadi sejak April yaitu mencapai 4,12 persen dan terus merangkak naik. Kenaikan tersebut dipicu oleh langkanya minyak goreng sehingga harga komoditas tersebut melambung tinggi.
Hingga akhir November, tingkat inflasi di Kota Yogyakarta mencapai 6,54 persen lebih tinggi dibanding inflasi pada nasional di angka 5,42 persen dan berdasarkan perkiraan dari Bank Indonesia, tingkat inflasi pada Desember berpotensi mengalami kenaikan 0,3 persen.
Sebelumnya, target inflasi ditetapkan maksimal empat persen sepanjang 2022.
Sementara itu, Asisten Deputi Direktur BI DIY Rifat Pasha mengatakan, potensi kenaikan inflasi pada Desember juga dipicu pada realisasi anggaran oleh pemerintah dan swasta selain kegiatan Natal dan Tahun Baru 2023 serta awal musim tanam sehingga produksi bahan pangan berkurang.
"Secara historis, memang ada kecenderungan kenaikan inflasi di akhir tahun. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah manajemen stok saat peak season," katanya.