Kelompok Tani Trenggalek Bagikan Pupuk Organik Cair Secara Gratis

Sekarang mau cari pupuk subsidi susah, beli pupuk nonsubsidi mahal.

ANTARA/Jojon
Kelompok Tani Trenggalek Bagikan Pupuk Organik Cair Secara Gratis (ilustrasi).
Red: Muhammad Fakhruddin

REPUBLIKA.CO.ID,TRENGGALEK -- Kelompok Tani di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur membagikan pupuk organik cair (POC) hasil pengolahan secara mandiri bagi seribu lebih petani di wilayah Kecamatan Gandusari.

Baca Juga


Kegiatan pembagian POC gratis yang dihadiri istri Bupati Trenggalek, Novita Hardini ini mendapat sambutan antusias para petani di wilayah Kecamatan Gandusari, khususnya di Desa Wonoanti, lokasi Gapoktan Sedono Makmur.

"Sekarang mau cari pupuk subsidi susah, beli pupuk nonsubsidi mahal. Jadi pengembangan pupuk organik semacam ini bisa menjadi alternatif solusi untuk kami," kata salah satu petani di Desa Wonoanti, Sutarjo.

Begitu banyak petani yang datang untuk mendapat jatah POC, membuat antrian cukup panjang. Selain mendapat POC gratis para petani juga diberi wawasan tentang cara membuat pupuk organik cair menggunakan bahan kotoran ataupun limbah organik di sekitar rumah.

"Pemerintah Kabupaten Trenggalek sudah mulai menggalakkan penggunaan pupuk organik semacam ini sejak 2015, dan alhamdulillah para petani kita cukup kreatif berimprovisasi memproduksi pupuk organik secara mandiri seperti dilakukan Gapoktan Sedono Makmur ini," kata Novita Hardini mengapresiasi.

Lebih membanggakan, lanjut dia, POC yang diproduksi Gapoktan Sedono Marmur telah mendapat apresiasi dan Penghargaan Pemprov Jatim maupun pemerintah pusat.

Diyakini, penggunaan pupuk dan pestisida organik yang dibuat Gapoktan Sedono Makmur jauh lebih murah dibandingkan pupuk di pasaran.

Sebab petani diajak membuat pupuk dan pestisida sendiri dengan memanfaatkan sampah organik yang ada di sekitar.

"Alhamdulillah untuk Kabupaten Trenggalek mendapat apresiasi khusus dari Pemerintah Pusat terkait tentang menggalakkan pupuk organik tidak hanya momen-momen tertentu. Saat ini Indonesia terancam krisis pangan karena dampak perang Rusia-Ukraina, tetapi ini seolah menjadi harapan kita," katanya.

Dalam kesempatan itu, Novita yang memiliki perhatian khusus pada masalah keperempuanan, UKM dan pertanian ini berharap produksi pupuk organik terus digalakkan.

"Sekarang tinggal bagaimana kita bisa mendampingi mulai dari manajemen pupuk organik yang lebih profesional ke depan. Sampai dengan bagaimana pendampingan petani-petani ini bisa menjadi lebih optimal mulai dari hulu sampai hilirnya. Dari standar gabah yang harus dihasilkan sampai dengan kepastian pembelian di setiap hasil pertaniannya petani," ujarnya.

Tentu ini menjadi tanggungjawab pemerintah dan pemerintah punya otoritas penuh untuk bisa memastikan kepastian pangan petani yang ada di Kabupaten Trenggalek, sehingga dengan begitu kita bisa menjamin Trenggalek kedaulatan pangan.

"Ke depannya saya percaya kita bisa ekspor beras ke kabupaten-kabupaten tetangga atau beberapa kabupaten kota yang lain. Tentunya kita bisa menghindari ancaman krisis pangan ini karena benar-benar ada. Harapannya ke depan ketahanan pangan seperti ini perlu pendampingan secara terus-menerus. Ke depan saya harapkan perempuan-perempuan tidak malu mengakui dirinya adalah petani," kata Novita.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler