Bukan Penuaan Alami, Lima Hal Ini Ternyata Gejala Demensia
Ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, ada lebih dari 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia. Selain itu, ada hampir 10 juta kasus demensia baru yang ditemukan setiap tahun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Bagaimana cara mengenalinya?
Demensia merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif yang jauh lebih berat dibandingkan penurunan yang terjadi karena proses penuaan biologis. Demensia bisa memengaruhi beragam kemampuan seseorang, mulai dari daya ingat, berpikir, orientasi, komprehensi, berhitung, belajar, berbahasa, hingga membuat penilaian.
"Gangguan pada fungsi kognitif kerap disertai, dan kadang didahului, oleh perubahan suasana hati, kontrol emosi, perilaku, atau motivasi," jelas WHO.
Ada banyak kondisi yang bisa dikategorikan sebagai demensia. Jenis demensia yang paling umum adalah penyakit Alzheimer, mencakup 60-70 persen dari seluruh kasus demensia di dunia.
"Belum ada obat yang tersedia untuk menyembuhkan demensia," lanjut WHO.
Orang-orang yang terkena demensia bisa merasakan gejala yang berbeda. Namun secara umum, gejala-gejala demensia bisa terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu masalah ingatan, kemampuan kognitif, serta kemampuan komunikasi.
Dari beragam gejala yang mungkin muncul pada demensia, ada lima gejala yang paling umum ditemukan. Berikut ini adalah kelima gejala demensia paling umum, seperti dilansir Independent, Kamis (22/12/2022).
1. Kesulitan untuk membuat keputusan atau penalaran.
2. Kesulitan memahami waktu dan tempat, seperti bangun tidur tengah malam untuk berangkat bekerja.
3. Kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif, misalnya tak dapat menemukan kata yang tepat.
4. Sering mengulang omongan dan sulit mengikuti percakapan.
5. Mengalami perubahan perilaku atau kepribadian, perubahan suasana hati yang cepat, serta mengalami kecemasan atau depresi.
Demensia cukup sulit didiagnosis karena terkadang gejala yang muncul mirip seperti gejala yang terjadi akibat proses penuaan alami. Studi yang dilakukan Alzheimer's Society bahkan menemukan bahwa satu dari empat penyandang demensia membutuhkan waktu minimal dua tahun untuk bisa terdiagnosis.
Hal ini diperkuat dengan hasil survei yang dilakukan terhadap 1.019 pasien demensia dan orang-orang yang merawat mereka. Survei ini menemukan bahwa 42 persen orang kesulitan untuk mendapatkan pertolongan karena mereka tak bisa membedakan gejala demensia dengan penuaan alami.
"Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali itu bukan tanda penuaan, itu tanda dia sakit (demensia)," lanjut CEO Alzheimer's Society, Kate Lee.
Terdiagnosis dengan demensia memang bisa terasa cukup menakutkan. Akan tetapi, diagnosis demensia yang ditegakkan lebih dini bisa membawa manfaat bagi pasien.
"(Penegakkan diagnosis) memberikan mereka akses penting ke pengobatan, layanan dan dukungan, serta waktu untuk merencanakan masa depan," ujar Lee.