BF.7 yang Ganas di China tak Picu Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia

Menurut Kemenkes, 15 pasien terinfeksi BF.7 di Indonesia sudah sehat semua.

AP/Andy Wong
Seorang pelancong yang mengenakan masker dengan koper dan paspornya berjalan melewati poster yang menggambarkan bandara Beijing yang dipajang di konter check-in penerbangan internasional di Bandara Internasional Ibukota Beijing di Beijing, Kamis, 29 Desember 2022. Digerakkan oleh A.S., Jepang dan negara lain yang mengamanatkan tes COVID-19 untuk penumpang yang datang dari China mencerminkan kekhawatiran global bahwa varian baru dapat muncul dalam wabah eksplosif yang sedang berlangsung — dan pemerintah mungkin tidak menginformasikan ke seluruh dunia dengan cukup cepat.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Gumanti Awaliyah, Rr Laeny Sulistyawati

Baca Juga


China kembali dihadapi oleh fakta melonjaknya kembali kasus positif Covid-19 dan angka kematian setelah hampir tiga tahun kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan. Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (21/12/2022) pekan lalu mengatakan, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat prihatin dengan meningkatnya laporan kasus Covid-19 di seluruh daratan China.

"WHO sangat prihatin dengan perkembangan situasi di China dengan meningkatnya laporan penyakit parah,” kata Tedros.

Beberapa ilmuwan telah memperingatkan bahwa penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali di China dapat memicu munculnya varian baru yang mungkin mengurai kemajuan yang dibuat secara global untuk mengatasi pandemi.

"Vaksinasi adalah strategi keluar dari Omicron," kata kepala kedaruratan WHO Dr. Michael Ryan.

 

Meskipun China telah secara dramatis meningkatkan kapasitasnya untuk memvaksinasi orang dalam beberapa minggu terakhir, Ryan mengingatkan, tidak jelas apakah itu akan cukup. Hingga saat ini, China telah menolak untuk mengotorisasi vaksin mRNA buatan Barat, yang telah terbukti lebih efektif daripada vaksin buatan lokal.

Lonjakan Covid yang terjadi saat ini terjadi di China diyakini dipicu oleh infeksi sub-varian Omicron BF.7. Dokter spesialis gastroenterology, Dr Rajeev Jayadevan mengatakan, bahwa BF.7 adalah sub-garis keturunan dari varian Omicron BA.5 yang disebut sebagai 'cicit Omicron'.

Menurut dia, BF.7 memiliki kemampuan lebih besar untuk menginfeksi orang yang sebelumnya terinfeksi atau divaksinasi daripada Omicron asli. Akan tetapi menurut pengamatannya, tidak ada indikasi BF.7 bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah.

“Pada dasarnya adalah ini virus yang sama dengan Omicron, tetapi dengan mutasi tambahan. Tidak ada indikasi menyebabkan penyakit yang lebih parah," kata dia seperti dilansir dari Times Now News, Ahad (25/12/2022).

 


 

 

Pada Kamis (29/12/2022), Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan sudah ditemukan 15 kasus Omicron subvarian BF.7 alias BA.5.2.1.7 di Indonesia. Diketahui, subvarian yang merupakan turunan dari BA.5 itu disebut menjadi penyebab meningkatnya kasus Covid-19 di China. 

"BF.7 ini sudah kita lihat di Indonesia sudah ada, kenaikannya itu kecil sekali. Ada 15 kasusnya," kata Budi di Jakarta, Kamis (29/12/2022).

Budi memastikan pemerintah akan terus berupaya mengawasi pintu masuk Indonesia guna meminimalisir persebaran varian-varian baru yang muncul. Ia menyebut pemerintah juga bakal memperkuat pemeriksaan whole genome sequences (WGS) dalam mengidentifikasi varian baru di Indonesia.

"Kalau kenaikan kasus terjadinya bukan karena mobilitas, lonjakan kasus itu terjadi karena ada varian baru itu data scientific-nya seperti itu. Buktinya apa? Buktinya lebaran kemarin kita tidak naik, event bola, G20, kita tidak naik," ujar Budi. 

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi menyatakan, semua kasus BF.7 merupakan spesimen yang terdeteksi pada bulan Oktober lalu. Saat ini, semua pasien telah dinyatakan sehat.

"Semua isoman spesmien bulan Oktober dan semua sudah sehat. Kita tidak terlalu khawatir karena sejak Oktober ditemukan masih varian XBB yang mendominasi, belum ada tanda peningkatan BF.7," ujarnya.

Pada Kamis (29/12/2022) terdapat penambahan 685 kasus Covid-19 di 34 provinsi Indonesia. Dengan bertambahnya 685 kasus Corona, total positif Corona di Indonesia hingga hari ini sebanyak 6.718.775. 

Untuk pasien yang sembuh hari ini bertambah sebanyak 1.437. Sehingga, total kasus sembuh dari Corona di RI sebanyak 6.544.228

Sementara itu, masih berdasarkan data yang sama, ada 9 pasien Covid-19 yang meninggal dunia hari ini. Dengan demikian, total kasus kematian akibat Corona menjadi 160.583.

Sebelumnya, perkumpulan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) masih enggan berbicara banyak mengenai mutasi Covid-19 di Tanah Air yang diduga semakin melemah. Menurut AGI, masih jauh kemampuan untuk memperkirakan varian baru Covid-19 yang semakin menguat atau melemah.

 

"Kalau ditanya tren varian baru ini makin melemah, ini masih jauh dari kemampuan untuk memprediksi kemampuan mutasi meningkat atau melemah," kata Ketua Umum AGI Ivan R. Sini kepada Republika, Sabtu (17/12/2022).

Kendati demikian, AGI memperkirakan dua aspek terkait semua kejadian Covid-19 di seluruh dunia ini. Pertama insidensi masih tetap terjadi. Di sisi lain, dengan adanya vaksinasi Covid-19, angka kematian jadi lebih rendah.  

"Yang perlu dipertimbangkan adalah apakah nanti AGI bisa berpartisipasi dalam menentukan tipe vaksin berbasis messenger RNA (mRNA) untuk spesifik tipe mutasi yang ada. Itu sesuatu yang coba kami akomodasi di AGI," katanya.

Lebih lanjut, AGI memperkirakan mutasi Covid-19 akan terus terjadi di Indonesia. Alasannya karena Covid-19 merupakan virus asam ribonukleat (RNA) dan terjadi perubahan lingkungan.

"AGI memprediksi mutasi Covid-19 ini akan terus terjadi karena ini adalah virus RNA," ujarnya. 

 

Antisipasi Potensi Penularan Covid-19 Saat Libur Nataru di Yogya - (Republika.co.id)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler